“KECEMASAN”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “psikologi
pendidikan”
Dosen pengampu M. Irfan Burhani, M.Psi
Di susun oleh:
Nadia
Nufida Aflaha (933400613)
JURUSAN USHULUDDIN PROGRAM PSIKOLOGI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kecemasan
merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap
stres kadang disertai dengan muculnya kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan
menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut
dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan
yang berarti.
Kecemasan dapat
muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan
yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya
kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas
tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya
perubahan metabolisme tubuh.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian kecemasan?
2.
Apakah teori kecemasan?
3.
Apakah factor penyebab kecemasan?
4.
Bagaimana gejala kecemasan?
5.
Apakah macam-macam kecemasan?
6.
Bagaiman dampak kecemasan?
7.
Bagaiman cara mengatasi kecemasan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian kecemasan
2.
Mengetahui teori kecemasan
3.
Mengeahui factor penyebab kecemasan
4.
Mengetahui gejala kecemasan
5.
Mengetahui macam-macam kecemasan
6.
Mengeahui dampak kecemasan
7. Mengetahui cara mengatasi kecemasan
7. Mengetahui cara mengatasi kecemasan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kecemasan
Menurut
Hall dan Lindzey (2011), kecemasan adalah ketegangan yang dihasilkan dari
ancaman terhadap keamanan, baik yang nyata maupun imajinasi biasa[1]. Kecemasan
menurut Freud (1933/1964) adalah suatu keadaan perasaan efektif yang tidak
menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang
terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak menyenangkan itu sering
kabur dan sulit menunjuk dengan, tetapi kecemasan itu sendiri selalu dirasakan.
Dilihat dari pendekatan belajar pengertian kecemasan adalah suatu respons
ketakutan itu diasosiasikan dengan suatu stimulus yang seharusnya tidak
menimbulkan kecemasan.[2]
Kecemasan
adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatian yang samar disertai respons
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu),
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang berbahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan dan memperingatkan individu akan adanya bahaya
dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.[3]
B.
Teori Tentang Kecemasan
Berbagai teori dikembangkan untuk menjelaskan tentang faktor kecemasan, yaitu:[4]
1. Teori Psikoanalitik
Berbagai teori dikembangkan untuk menjelaskan tentang faktor kecemasan, yaitu:[4]
1. Teori Psikoanalitik
Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah
konflik emosional yang tejadi antara dua elemen kepribadian–id dan superego. Id
memiliki dorongan insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma
budaya seseorang. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah menginngatkan ego bahwa ada
bahaya.
2.
Teori Interpersonal
Menurut pandangan interpersonal ansietas
timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kelemahan fisik. Orang dengan
harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3.
Teori Perilaku
Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan
produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku yang lain menganggap
ansietas sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam
untuk menghindari dari kepedihan. Pakar tentang pembelajaran meyakini bahwa
individu yang terbiasa dengan kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yang
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan selanjutnya.
4.
Teori Keluarga
Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan
ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5.
Teori Biologis
Kajian biologis menunjukkan bahwa otak
mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu
mengatur ansietas. Penghambat asam aminobutirik-gamma neuroregulator (GABA)
juga mungkn memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan
ansietas, sebagaimana halnya dengan endorphin. Selain itu telah dibuktikan
bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai faktor
predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan
fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.
C.
Faktor Penyebab Kecemasan
faktor-faktor
yang mempengaruhi munculnya kecemasan, yaitu:[5]
a.
Patofisiologis,
yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia akan
makanan, air, kenyamanan dan keamanan.
b.
Situasional
(orang dan lingkungan). Berhubungan dengan ancaman konsep dii terhadap
perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki dan kurang
penghargaan dari orang lain.
c.
Berhubungan
dengan kehilangan orang terdekat karena kematian, perceraian, tekanan budaa,
perpindahan, dan adanya perpisahan sementara atau permanen.
d.
Berhubungan
dengan ancaman integritas biologi, yaitu: penyakit, terkena penyakit mendadak,
sekarat, dan penanganan medis terhadap sakit,
e.
Berhubungan
dengan perubahan dalam lingkungan, misalnya: pencemaran lingkungan, pensiun,
dan bahaya terhadap keamanan.
f.
Berhubungan
dengan oerubahan status social ekonomi, misalnya pengangguran, pekerjaan baru,
dan promosi jabatan.
g.
Berhubungan
dengan kecemasan orang lain terhadap individu.
D.
Gejala Kecemasan
Cemas mempunyai penampilan
atau gejala yang bermacam-macam antara lain:[6]
a.
Gejala jasmaniah (fisiologis) yaitu: ujung-ujung anggota dingin (kaki
dan tangan), keringan berpercikan, gangguan pencernaan, cepatnya pukulan
jantung, tidur terganggu, kepala pusing, hilang nafsu makan dan pernapasan
terganggu.
b.
Gejala kejiwaan antara lain: sangat takut, serasa akan terjadi bahaya atau
penyakit, tidak mampu memusatkan perhatia, selalu merasa akan terjadi
kesuraman, kelemahan dan kemurungan, hilang kepercayaan dan ketenangan, dan
ingin lari dari menghadapi suasana kehidupan.
E.
Macam-Macam Kecemasan
1.
Menurut
Sigmund Freud, kecemasan dibagi menjadi tiga macam, yakni :
a.
Kecemasan
objektif atau Kenyataan.
Kecemasan
obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu
bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang
yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan
mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata bahwa seseorang mewarisi
kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat dengan benda- benda
tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
b.
Kecemasan
Neurotis (saraf)
Kecemasan ini
timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
Sigmund freud sendiri membagi kecemasan ini menjadi 3 bagian yaitu :
Sigmund freud sendiri membagi kecemasan ini menjadi 3 bagian yaitu :
·
Kecemasan
yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan.
·
Bentuk
ketakutan yang tegang dan irasional (phobia).
·
Reaksi
gugup atau setengah gugup, reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa adanya
provokasi yang tegas.
c.
Kecemasan
Moral
Kecemasan moral
disebabkan karena pribadi seseorang . Tiap pribadi memiliki bermacam macam
emosi antar lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, dan lain lain.
2.
Reaksi yang timbul karena kecemasan.
· Reaksi emosional, yaitu
komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh
psikologis dari kecemasan, seperti perasaan keprihatinan, ketegangan, sedih,
mencela diri sendiri atau orang lain.
· Reaksi kognitif yaitu
ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih
sehingga mengganggu dalam memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkunan
dan sekitarnya.
· Reaksi fisiologis, yaitu:
reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran.
Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan
kelenjar tubuh sehingga timbul reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih
keras, nafas bergerak lebih cepat, tekanan darah meningkat.
F.
Dampak
Kecemasan
Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang,
terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa.[7]
Kecemasan biasanya dapat menyebabkan dua akibat, yaitu :
1.
Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal
berfungsi secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi.
2.
Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan
mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi.
G.
Cara Mengendalikan Kecemasan
Dalam upaya mengendalikan kecemasan
(anxiety) dan setres ada beberapa cara, yang diantaranya yaitu:
1.
Strategi
Relaksasi
Keadaan relaks
adala keadaan saat seseorang berada dalam kondisi emosi yang tenang yaitu tidak
bergelora atau tegang.
2.
Strategi
Kognitif
Strategi kognitif
didasari oleh pendekatan kognitif yang menekankan bahwa pikiran atau proses
berpikir merupakan sumber kekuatan yang ada dalam diri seseorang.
3.
Tekini-teknik
peredaan ketegangan dan mekanisme pertahanan diri
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau
kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak
diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang
berbahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan an meperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. Teori
kecemasan:
1.
Teori psikoanalitik
2.
Teori interpersonal
3.
Teori keluarga
4.
Teori perilaku
5.
Teori biologis
Faktor
kecemasan santara lain patofisiologis, situasional, berhubungan dengan
kehilangan orang terdekat, berhubungan dngan ancaman integritas biologis,
berhubungan dengan perubahan dalam lingkungannya, berhubungan dengan perubahan
status social ekonomi, berhubungan dengan kecemasan orang lain terhadap
individu.
Cara
mengendalikan kecemasan dengan menggunakan atrategi relaksasi, strategi
kognitif, dan teknik-teknik peredaan ketegangan dan mekanisme pertahanan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan,
Jakarta: EGC
Fahmi, Muhammad, Kesehatan jiwa
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, jilid II, Jakarta: Bulan Bintang.
Internasional, Nanda, 2010, Diagnosis Keperawatan, Jakarta: EGC
Ramaiah, Savitri 2003, Kecemasan
Bagaimana Mengatasi Akibatnya, Jakarta: Pustaka Populer Obor
Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, Jakarta: Bumi Aksara
SemiumOFM, Yustinus, 2006, Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud, Yogyakarta: Kanisius
Stuart, G.W., dan Sundeen, S.J., 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakata: EGC
[1]Trianto
Safaria, Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi (jakarta: Bumi Aksara) hal
49-50
[2] Yustinus
semiumOFM, Teori Kepribadian & Terapi Psikoanalitik Freud (Yogyakarta:
Kanisius, 2006) hal 87
[3]
Nanda Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta
hal : 281
[4]G.W.
Stuart dan S.J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa (Jakarta: EGC, 1998)
hal 177-181.
[5] Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta
hal : 13
[6]
Musthafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, jilid
II (Jakarta: Bulan Bintang) hal 29
[7]
Savitri Ramaiah, 2003, Kecemasan Bagaimana Mengatasi Akibatnya, Pustaka
Populer Obor, Jakarta