KECEMASAN
MENGHADAPI PENSIUN
Definisi
kecemasan[1]
Kecemasan
adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena
dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Definisi pensiun[2]
Pensiun adalah masa ketika seseorang diberhentikan dari pekerjaannya sesuai dengan batas usia pensiun yang telah ditetapkan dalam aturan pensiun.
Definisi pensiun[2]
Pensiun adalah masa ketika seseorang diberhentikan dari pekerjaannya sesuai dengan batas usia pensiun yang telah ditetapkan dalam aturan pensiun.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi pensiun[3]
Kepuasan kerja dan pekerjaan
Datangnya masa pensiun akan menyebabkan individu merasa kehilangan
pekerjaan karena pekerjaan tersebu dapat memberikan kepuasan bagi individu.
b.
Usia
Banyak orang cemas menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah
tua maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan
makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin
terbatas. Selain itu, usia tua juga berarti akan kehilangan pekerjaan karena
individu akan mengalami masa pensiun.
c.
Kesehatan
Kesehatan mental dan fisik merupakan prakondisi yang mendukung
keberhasilan individu beradaptasi terhadap perubahan hidup yang disebabkan oleh
pensiun. Hal ini masih ditambah persepsi individu tersebut terhadap kondisi
fisiknya. Jika individu menganggap kondisi fisik atau penyakit yang dideritanya
sebagai hambatan besar dan bersikap pesimistik terhadap hidup, maka ia akan
mengalami masa pensiun dengan penuh kesukaran.
d.
Persepsi
individu tentang bagaimana ia akan menyesuaikan diri dengan masa pensiunnya
Adanya persepsi-persepsi
negatif yang kemudian mendatangkan kecemasan pada individu dalam menghadapi
masa pensiunnya.
e.
Status
sosial sebelum pensiun
Bagi individu yang pada saat masih bekerja mempunyai status sosial
tertentu maka pada masa pensiun tiba semua atribut dan fasilitas yang menempel
pada dirinya akan hilang. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian
orang terlebih bagi individu yang memiliki pikiran negatif terhadap masa
pensiun
Komponen
Kecemasan[4]
·
Secara
kogniti pikiran)
Individu terus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin
terjadi dan sulit sekali untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan, akan
menimbulkan kekhawatiran ang lebih lanjut, dan ia juga akan mengalami kesulitan
tidur.
·
Secara
motorik (gerak tubuh)
Terjadi ketika seseorang menampilkan gerakan yang tidak beraturan.
·
Secara
somatic (dalam reaksi fisik dan biologis)
Dapat berupa gangguan pada anggota tubuh.
·
Secara
afektif (perasaan)
Teori[5]
Teori
kecemasan berdasarkan psikoanalisa klasik
Kecemasan
Menurut Freud Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu:
a.
Kecemasan
Realitas atau Objektif (Reality or Objective Anxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap
bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya ketakutan
terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang buas. Kecemasan
ini menuntun kita untuk berperilaku bagaimana menghadapi bahaya. Tidak jarang
ketakutan yang bersumber pada realitas ini menjadi ekstrim. Seseorang dapat
menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena takut terjadi kecelakaan pada
dirinya atau takut menyalakan korek api karena takut terjadi kebakaran.3,4
b.
Kecemasan
Neurosis (Neurotic Anxiety)
Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik antara
pemuasan instingtual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang beberapa kali
seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat pemenuhan kebutuhan id
yang implusif Terutama sekali yang berhubungan dengan pemenuhan insting seksual
atau agresif. Anak biasanya dihukum karena secara berlebihan mengekspresikan
impuls seksual atau agresifnya itu. Kecemasan atau ketakutan untuk itu
berkembang karena adanya harapan untuk memuaskan impuls Id tertentu. Kecemasan
neurotik yang muncul adalah ketakutan akan terkena hukuman karena
memperlihatkan perilaku impulsif yang didominasi oleh Id. Hal yang perlu
diperhatikan adalah ketakutan terjadi bukan karena ketakutan terhadap insting
tersebut tapi merupakan ketakutan atas apa yang akan terjadi bila insting
tersebut dipuaskan. Konflik yang terjadi adalah di antara Id dan Ego yang kita
ketahui mempunyai dasar dalam realitas.3,4
c.
Kecemasan
Moral (Moral Anxiety)
Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan superego.
Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu sendiri. Ketika
individu termotivasi untuk mengekspresikan impuls instingtual yang berlawanan
dengan nilai moral yang termaksud dalam superego individu itu maka ia akan
merasa malu atau bersalah. Pada kehidupan sehari-hari ia akan menemukan dirinya
sebagai “conscience stricken”. Kecemasan moral menjelaskan bagaimana
berkembangnya superego. Biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan
puritan akan mengalami konfllik yang lebih hebat daripada individu yang
mempunyai kondisi toleransi moral yang lebih longgar. Seperti kecemasan
neurosis, kecemasan moral juga mempunyai dasar dalam kehidupan nyata. Anak-anak
akan dihukum bila melanggar aturan yang ditetapkan orang tua mereka. Orang
dewasa juga akan mendapatkan hukuman jika melanggar norma yang ada di
masyarakat. Rasa malu dan perasaan bersalah menyertai kecemasan moral. Dapat
dikatakan bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah kata hati individu itu
sendiri. Freud mengatakan bahwa superego dapat memberikan balasan yang setimpal
karena pelanggaran terhadap aturan moral.3,4 Apapun tipenya, kecemasan
merupakan suatu tanda peringatan kepada individu. Hal ini menyebabkan tekanan
pada individu dan menjadi dorongan pada individu termotivasi untuk memuaskan.
Tekanan ini harus dikurangi. Kecemasan memberikan peringatan kepada individu
bahwa ego sedang dalam ancaman dan oleh karena itu apabila tidak ada tindakan
maka ego akan terbuang secara keseluruhan. Ada berbagai cara ego melindungi dan
mempertahankan dirinya. Individu akan mencoba lari dari situasi yang mengancam
serta berusaha untuk membatasi kebutuhan impuls yang merupakan sumber bahaya.
Individu juga dapat mengikuti kata hatinya. Atau jika tidak ada teknik rasional
yang bekerja, individu dapat memakai mekanisme pertahanan (defence mechanism)
yang non-rasional untuk mempertahankan ego
Sumber
Kecemasan[6]
·
Evaluated
situation
Adanya situasi yang mengancam secara kognitif sehnga ancaman ini
dapat menimbulkan kecemasan.
·
Perception
of situation
Munculnya berbagai persepsi an situasi tersebut, situasi mengancam
akan diberi penilaian oleh individu, biasanya penilaian ini mempengaruhi sikap
dan pengalaman individu, yang diserai dengan adanya kecurigaan akan kemungkinan
terjadi hal-hal yang buruk, dan kewaspadaan terhadap situasi tertentu.
·
Axiety
state of reaction
Individu menganggap bahwa adanya situasi berbahaya maka
kecemasannya akan timbul.
·
Cognitive
reaprasial follows
Individu kemudian menilai kembali persepsi mengenai masa pensiun
tesebut, hal ini dilakukan dengan pemilihan bentuk pertahanan diri yan sesuai
dengan meningkatnya aktivias kognisi.
·
Coping
Individu
mencai jalan keluar dengan menerapkan salah satu bentuk pertahanan diri yang
sesuai seperti menggunakan persepsi, proyeksi, atau dapat juga dengan cara
rasionalisasi.
[1] Anita,
Ika Wahu, Jurnal Pengaruh Kecerdasan Matematika (Mathematics Anxiet)
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa, Bandung, Junal, hal 2
[2] Dewi,
Artika Kumala, Jurnal Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan
Menghadapi Masa Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil, Surakarta, jurnal, hal
4
[3] Paradono,
Ganang Septiadi dan Santi Esterlita Purnamasari, Jurnal Hubungan Antara
Penyesuaian Diri dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Masalah Pensiun pada Pegawai
Negeri Sipil di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta, hal 4
[4] Imama,
Hazmi, Jurnal HUbungan antara Kecerdasan Emosi dan Dukungan Sosial dengan
Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun, Jakarta, hal 17
[5] Andri
dan Yeni Dewi P, Jurnal Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan
Berbagai Mekanisme Pertahanan terhadap Kecemasan, Jakarta, hal 235
[6] Imama,
Hazmi, Jurnal HUbungan antara Kecerdasan Emosi dan Dukungan Sosial dengan
Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun, Jakarta, hal 21