Blogger Widgets

music

Rabu, 22 April 2015

Psikologi Pendidikan

KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN

Definisi kecemasan[1]
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Definisi pensiun[2]
Pensiun adalah masa ketika seseorang diberhentikan dari pekerjaannya sesuai dengan batas usia pensiun yang telah ditetapkan dalam aturan pensiun.

Faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi pensiun[3]
Kepuasan kerja dan pekerjaan
Datangnya masa pensiun akan menyebabkan individu merasa kehilangan pekerjaan karena pekerjaan tersebu dapat memberikan kepuasan bagi individu.
b.      Usia
Banyak orang cemas menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah tua maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Selain itu, usia tua juga berarti akan kehilangan pekerjaan karena individu akan mengalami masa pensiun.
c.       Kesehatan
Kesehatan mental dan fisik merupakan prakondisi yang mendukung keberhasilan individu beradaptasi terhadap perubahan hidup yang disebabkan oleh pensiun. Hal ini masih ditambah persepsi individu tersebut terhadap kondisi fisiknya. Jika individu menganggap kondisi fisik atau penyakit yang dideritanya sebagai hambatan besar dan bersikap pesimistik terhadap hidup, maka ia akan mengalami masa pensiun dengan penuh kesukaran.
d.      Persepsi individu tentang bagaimana ia akan menyesuaikan diri dengan masa pensiunnya
 Adanya persepsi-persepsi negatif yang kemudian mendatangkan kecemasan pada individu dalam menghadapi masa pensiunnya.
e.       Status sosial sebelum pensiun
Bagi individu yang pada saat masih bekerja mempunyai status sosial tertentu maka pada masa pensiun tiba semua atribut dan fasilitas yang menempel pada dirinya akan hilang. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang terlebih bagi individu yang memiliki pikiran negatif terhadap masa pensiun

Komponen Kecemasan[4]
·         Secara kogniti pikiran)
Individu terus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi dan sulit sekali untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan, akan menimbulkan kekhawatiran ang lebih lanjut, dan ia juga akan mengalami kesulitan tidur.
·         Secara motorik (gerak tubuh)
Terjadi ketika seseorang menampilkan gerakan yang tidak beraturan.
·         Secara somatic (dalam reaksi fisik dan biologis)
Dapat berupa gangguan pada anggota tubuh.
·         Secara afektif (perasaan)

Teori[5]
Teori kecemasan berdasarkan psikoanalisa klasik
Kecemasan Menurut Freud Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu:
a.       Kecemasan Realitas atau Objektif (Reality or Objective Anxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang buas. Kecemasan ini menuntun kita untuk berperilaku bagaimana menghadapi bahaya. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini menjadi ekstrim. Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena takut terjadi kecelakaan pada dirinya atau takut menyalakan korek api karena takut terjadi kebakaran.3,4
b.      Kecemasan Neurosis (Neurotic Anxiety)
Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik antara pemuasan instingtual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat pemenuhan kebutuhan id yang implusif Terutama sekali yang berhubungan dengan pemenuhan insting seksual atau agresif. Anak biasanya dihukum karena secara berlebihan mengekspresikan impuls seksual atau agresifnya itu. Kecemasan atau ketakutan untuk itu berkembang karena adanya harapan untuk memuaskan impuls Id tertentu. Kecemasan neurotik yang muncul adalah ketakutan akan terkena hukuman karena memperlihatkan perilaku impulsif yang didominasi oleh Id. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketakutan terjadi bukan karena ketakutan terhadap insting tersebut tapi merupakan ketakutan atas apa yang akan terjadi bila insting tersebut dipuaskan. Konflik yang terjadi adalah di antara Id dan Ego yang kita ketahui mempunyai dasar dalam realitas.3,4
c.       Kecemasan Moral (Moral Anxiety)
Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan superego. Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu sendiri. Ketika individu termotivasi untuk mengekspresikan impuls instingtual yang berlawanan dengan nilai moral yang termaksud dalam superego individu itu maka ia akan merasa malu atau bersalah. Pada kehidupan sehari-hari ia akan menemukan dirinya sebagai “conscience stricken”. Kecemasan moral menjelaskan bagaimana berkembangnya superego. Biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan puritan akan mengalami konfllik yang lebih hebat daripada individu yang mempunyai kondisi toleransi moral yang lebih longgar. Seperti kecemasan neurosis, kecemasan moral juga mempunyai dasar dalam kehidupan nyata. Anak-anak akan dihukum bila melanggar aturan yang ditetapkan orang tua mereka. Orang dewasa juga akan mendapatkan hukuman jika melanggar norma yang ada di masyarakat. Rasa malu dan perasaan bersalah menyertai kecemasan moral. Dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah kata hati individu itu sendiri. Freud mengatakan bahwa superego dapat memberikan balasan yang setimpal karena pelanggaran terhadap aturan moral.3,4 Apapun tipenya, kecemasan merupakan suatu tanda peringatan kepada individu. Hal ini menyebabkan tekanan pada individu dan menjadi dorongan pada individu termotivasi untuk memuaskan. Tekanan ini harus dikurangi. Kecemasan memberikan peringatan kepada individu bahwa ego sedang dalam ancaman dan oleh karena itu apabila tidak ada tindakan maka ego akan terbuang secara keseluruhan. Ada berbagai cara ego melindungi dan mempertahankan dirinya. Individu akan mencoba lari dari situasi yang mengancam serta berusaha untuk membatasi kebutuhan impuls yang merupakan sumber bahaya. Individu juga dapat mengikuti kata hatinya. Atau jika tidak ada teknik rasional yang bekerja, individu dapat memakai mekanisme pertahanan (defence mechanism) yang non-rasional untuk mempertahankan ego

Sumber Kecemasan[6]
·         Evaluated situation
Adanya situasi yang mengancam secara kognitif sehnga ancaman ini dapat menimbulkan kecemasan.
·         Perception of situation
Munculnya berbagai persepsi an situasi tersebut, situasi mengancam akan diberi penilaian oleh individu, biasanya penilaian ini mempengaruhi sikap dan pengalaman individu, yang diserai dengan adanya kecurigaan akan kemungkinan terjadi hal-hal yang buruk, dan kewaspadaan terhadap situasi tertentu.
·         Axiety state of reaction
Individu menganggap bahwa adanya situasi berbahaya maka kecemasannya akan timbul.
·         Cognitive reaprasial follows
Individu kemudian menilai kembali persepsi mengenai masa pensiun tesebut, hal ini dilakukan dengan pemilihan bentuk pertahanan diri yan sesuai dengan meningkatnya aktivias kognisi.
·         Coping
Individu mencai jalan keluar dengan menerapkan salah satu bentuk pertahanan diri yang sesuai seperti menggunakan persepsi, proyeksi, atau dapat juga dengan cara rasionalisasi.




[1] Anita, Ika Wahu, Jurnal Pengaruh Kecerdasan Matematika (Mathematics Anxiet) Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa, Bandung, Junal, hal 2
[2] Dewi, Artika Kumala, Jurnal Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil, Surakarta, jurnal, hal 4
[3] Paradono, Ganang Septiadi dan Santi Esterlita Purnamasari, Jurnal Hubungan Antara Penyesuaian Diri dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Masalah Pensiun pada Pegawai Negeri Sipil di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta, hal 4
[4] Imama, Hazmi, Jurnal HUbungan antara Kecerdasan Emosi dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun, Jakarta, hal 17
[5] Andri dan Yeni Dewi P, Jurnal Teori Kecemasan Berdasarkan Psikoanalisis Klasik dan Berbagai Mekanisme Pertahanan terhadap Kecemasan, Jakarta, hal 235
[6] Imama, Hazmi, Jurnal HUbungan antara Kecerdasan Emosi dan Dukungan Sosial dengan Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun, Jakarta, hal 21