“KENAKALAN REMAJA”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “sosiologi”
Dosen pengampu Dra. Sardjuningsih, M.Ag.
Di susun oleh:
Nadia
Nufida Aflaha (933400613)
JURUSAN USHULUDDIN PROGRAM PSIKOLOGI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kenakalan
remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul ke permukaan, tetapi
masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi persoalan yang
aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia, dan
masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke
wilayah pedesaan. Sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk
mengarahkan anak-anak remaja. Disamping itu masyarakat juga harus turut
berpartisipasi untuk mencegah timbulnya kenakalan remaja, menjadi kewajiban
setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para
remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut:
1.
Apa pengertian kenakalan remaja?
2.
Apa saja teori tentang perilaku kenakalan
remaja?
3.
Apa saja jenis-jenis kenakalan remaja?
4.
Apa saja ciri – ciri dan contoh kenakalan
remaja?
5.
Apa penyebab kenakalan remaja?
6.
Apa saja dampak kenakalan remaja?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan
dalam makalah ini sebagai beriku:
1. Mengetahui
Pengertian Kenakalan Remaja
2. Mengetahui Teori
Perilaku Kenakalan Remaja
3. Mengetahui Jenis-jenis
Kenakalan Remaja
4. Mengetahui Ciri
– Ciri dan contoh Kenakalan Remaja
5. Mengetahui
Penyebab Kenakalan Remaja
6. Mengetahui
Dampak Kenakalan Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kenakalan Remaja
Juvenile
delinquency (kenakalan remaja) ialah perilaku jahat/dursila, atau
kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan patologis secara
sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan
Remaja adalah :
1.
Semua perbuatan yang dari orang dewasa
merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang
dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya.
2.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma
kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3.
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan
perlindungan bagi sosial.
Menurut
Resolusi PBB 40/33 tentang UN Standard Minimum Rules for the Administration of
Juvenile Justice (Beijing Rules) khusus dalam rules 2.2 kenakalan remaja
adalah salah seorang anak atau orang muda (remaja) yang melakukan perbuatan
yang ‘dapat dipidana’ menurut sistem hukum yang berlaku dan diperlakukan secara
berbeda dengan orang dewasa.
Remaja
yang kebanyakan orang mengartikan bahwa masa peralihan antara masa kanak-kanak
menjadi dewasa. Dalam masa ini anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan
secara fisik dan psikis. Mereka bukanlah anak-anak baik secara fisik, cara
berpikir, ataupun cara bertindak. Tetapi bukan pula dikatakan orang dewasa yang
telah matang secara fisik maupun psikisnya.
Kenakalan
remaja sudah
menjadi masalah di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini
menunjukan peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial.
Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja
yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan
terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya.
Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki
organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak positif
bagi perkembangan kepribadiannya.
B.
Teori Perilaku
Kenakalan Remaja
Berikut ini adalah beberapa teori tentang
penyebab kelakuan kenakalan remaja :
1.
Teori Differential Asociation
Teori yang
dikemukakan oleh E. Sutherland ini pada dasarnya melandaskan diri pada proses
belajar. Kejahatan seperti juga perilaku pada umumnya merupakan suatu yang
dipelajari.
2.
Teori Anomie
Teori
anomie yang diajukan Robert Merton merupakan teori yang berorientasi pada
kelas-kelas sosial. Istilah anomie sendiri sebetulnya berasal dari seorang
pakar sosiologi Perancis, Emile Durkeim, yang berarti suatu keadaan tanpa
norma. Konsep anomie ini kemudian oleh Merton diformulasikan dalam rangka
menjelaskan keterkaitan antara kelas-kelas sosial dengan kecenderungan
pengadaptasiannya dalam sikap dan perilaku kelompok. Merton berusaha
menunjukkan bahwa berbagai struktur sosial yang mungkin terdapat di masyarakat
dalam realitasnya telah mendorong orang-orang dengan kualitas tertentu
cenderung berperilaku menyimpang ketimbang mematuhi norma-norma kemasyarakatan.
3.
Teori Sub-budaya Delinkuen
Teori
ini dilontarkan oleh Albert K Cohen, yang menjelaskan terjadinya peningkatan perilaku
delinkuen di daerah kumuh. Fokus perhatiannya terarah pada satu
pemahaman bahwa perilaku delinkuen di kalangan usia muda, kelas bawah merupakan
cerminan ketidakpuasan mereka terhadap norma-norma dan nilai kelompok kelas
menengah yang mendominasi.
4.
Teori Netralisasi
Pada
dasarnya teori netralisasi ini beranggapan bahwa aktivitas manusia selalu
dikendalikan oleh pikirannya. Menurut teori ini orang-orang berperilaku jahat
atau menyimpang disebabkan adanya kecenderungan di kalangan mereka untuk
merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai (yang seharusnya berfungsi sebagai
pencegah perilaku jahat) menurut persepsi dan kepentingan mereka sendiri.
5.
Teori Kontrol
Teori
kontrol atau sering juga disebut teori kontrol sosial berangkat dari asumsi
atau anggapan bahwa individu di masyarakat mempunyai kecenderungan yang sama
kemungkinannya, menjadi ‘baik’ atau ‘jahat’. Baik jahatnya seseorang sepenuhnya
tergantung pada masyarakatnya membuatnya demikian, dan menjadi jahat apabila
masyarakatnya membuatnya demikian.
C.
Jenis-jenis
Kenakalan Remaja
Seperti
yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan remaja yang dimaksud di sini adalah
perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum. Jensen (1985), membagi
kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
1.
Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada
orang lain; perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
2.
Kenakalan yang menimbulkan korban materi;
pemerasan, pencurian
3.
Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan
korban di pihak orang lain;
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
4.
Kenakalan yang melawan status, misalnya
mengingkari status anak sebagai pelajar dengan membolos, melanggar
disiplin sekolah. Mengingkari status sebagai anak orang tua dengan cara
minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia
mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang
sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer
(keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara
terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini
dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di
masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga
sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
Menurut tempat terjadinya kenakalan tersebut,
kenakalan remaja dibagi menjadi:
· Kenakalan dalam
keluarga: Remaja yang labil
umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua sangat
berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan seorang anak lakukan. Orang
tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal
tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah
dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan
memberontak dengan banyak cara, tidak menghormati orang tua, berbicara kasar
pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan
remaja dalam
keluarga.
· Kenakalan dalam
pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang
paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat
ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik.
Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja
pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah
dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat
pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang
cukup berat.
· Kenakalan dalam
pendidikan: Kenakalan dalam bidang pendidikan memang
sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan
akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah
untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya,
membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
D.
Ciri – Ciri
Kenakalan Remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja mulai tampak pada
remaja itu sendiri dengan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik,
antara lain :
1.
Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan
kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang di tetapkan, sehingga dapat
mengganggu bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain.
2.
Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik
dalam bentuk gambar-gambar cabul atau tidak senonoh, majalah dan cerita porno
yang dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu
seksual, kontrasepsi penyalahgunaan barang-barang elektronik (misal internet
dan handphone) dan sebagainya.
3.
Anak-anak yang suka pengerusakan-pengerusakan
terhadap barang-barang atau milik orang lain seperti mencuri, membuat
corat-coret yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase dan
sebagainya.
4.
Membentuk kelompok atau gang dengan ciri-ciri
dan tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian
acak-acakan, blackmetal. Yang diikuti oleh tindakan yang tercela yang mengarah
pada perbuatan anarkis.
5.
Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan
keadaan lingkungan, misal: memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang
serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan di pandang kurang sopan di
mata lingkunganya.
6.
Mengganggu/mengejek orang-orang yang melintas
di depanya, seperti jika menoleh atau marah sedikit saja di anggapnya membuat
gara-gara untuk dikerjain.
Sedangkan menurut PPDGJ III pedoman
diagnostik untuk gangguan tingkah laku ( F-91)
1.
Gangguan tingkah laku berciri khas dengan
adanya pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan
menetap.
2.
Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku
perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Tempertantrum merupakan gejala
normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan
merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula pelanggaran terhadap hak
orang lain (seperti tindak pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan
anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik
bagi anak kelompok usia tersebut.
3.
Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali tingkah
laku seperti yang diuraikan di atas
Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada
anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
1.
Anak tidak disukai teman-temannyasehingga
bersikap menyendiri.
2.
Anak sering menghindar dari tanggungjawab
mereka di rumah dan di sekolah.
3.
Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki
permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
4.
Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda
dengan orang-orang normal.
5.
Anak jadi suka berbohong.
6.
Anak suka menyakiti teman-temannya.
7.
Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
8.
Anak suka membolos dari sekolah dan lari dari
rumah
9.
Anak sering meluapkan tempertantrum yang
hebat dan tidak biasa
10.
Anak berperilaku provokatif yang menyimpang
11.
Anak bersikap menentang yang berat dan menetap
Ø Contoh Kenakalan Remaja
1.
Tawuran adalah contoh kenakalan remaja yang
marak terjadi saat ini.
2.
Pesta miras sekarang bukan hanya ada di
kalangan dewasa namun juga dibawah umur
3.
Balapan liar kini sudah menjadi tradisi
4.
Merokok bukan hanya marak di kalangan pria,
namun juga wanita
5.
Narkoba sangat Mudah ditemukan
6.
Prostitusi kian marak di Indonosia
E.
Penyebab
Kenakalan Remaja
Beberapa
penyebab dari kenakalan remaja meliputi gangguan-gangguan perilaku. Penyebab
gangguan perilaku mungkin berasal dari anak sendiri atau mungkin dari
lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi.
Anak sendiri
1.
Penyebab yang diturunkan. Diketahui bahwa ciri
dan bentuk anggota tubuh orang tua dapat diturunkan kepada anaknya. Demikian
juga beberapa sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orangtua kepada
anaknya.
2.
Penyebab yang diperoleh pada waktu anak
berkembang. Telah lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala,
ensefalitis, neoplasma dan lain-lain dapat mengakibatkan
perubahan kepribadian. Anak dengan sindroma otak organik ini mungkin
menunjukkan hiperkinesia, kegelisahan, kecenderungan untuk merusak dan
kekejaman.
Lingkungan
Meskipun faktor-faktor yang diturunkan itu
mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi faktor lingkungan sering lebih
menentukan. Dan karena lingkungan itu dapat diubah maka dengan demikian
gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dapat dicegah. Beberapa penyebab
gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan ialah:
1.
Orangtua
Gangguan yang disebabkan oleh orang tua
misalnya sikap orang tua yang terlalu overprotective terhadap remaja, kurangnya
perhatian dan kasih sayang yang ditujukan pada remaja tersebut, sikap pilih
kasih antara remaja tersebut dengan saudara-saudara lainnya, kurangnya
pengawasan dari orang tua, atau bahkan karena keadaan status keluarganya yang
brokenhome.
2.
Saudara-saudara
Gangguan ini disebabkan karena pengaruh dari
sikap saudara-saudaranya yang melenceng dari norma yang ada, sehingga remaja
tersebut mencontoh perilaku saudaranya.
3.
Hubungan di sekolahnya
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar terhadap
pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat ini berkelompok dan melakukan
sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak remaja itu
sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.
F.
Dampak
Kenakalan Remaja dan Contoh Kenakalan Remaja
Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah
remaja yang melakukan hal-hal negative (kenakalan remaja). Bahkan, dari dampak kenakalan remaja tersebut,
banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun
orang-orang di sekitar mereka. Berikut beberapa dampak negative yang akan
diperoleh bila seorang remaja melakukan suatu tindakan menyimpang (kenakalan
remaja).
Kebiasaan melakukan hal yang buruk seperti
kenakalan-kenakalan yang telah disebutkan di atas akan membentuk
kepribadian atau akhlak yang buruk bagi pelakunya yang dikhawatirkan
kebiasaan tersebut akan sangat sulit untuk diubah kedepannya.
Remaja yang melakukan tindakan menyimpang
akan dihindari bahkan dikucilkan oleh banyak orang, dan tidak
menuntut kemungkinan dia akan dianggap sebagai pengganggu serta bisa saja
kehadirannya tidak diharapkan lagi bagi orang-orang disekitarnya.
Akibat adanya tindakan dikucilkan dari
oarang-orang disekitarnya, remaja tersebut bisa mengalami gangguan jiwa. Yang
dimaksud dengan gangguan jiwa disini bukanlah gila, tapi ia akan merasa
terasing dari kehidupan bersosialisasi yang ada disekitarnya, yang akhirnya
ia akan merasa sangat sedih, bahkan membenci orang-orang disekitarnya.
Masa depannya
suram.
Hal ini terjadi karena, kebanyakan dari mereka yang sudah terlanjur terjerumus
ke dalam pergaulan bebas, hidup mereka perlahan akan kacau yang akhirnya dapat
menyebabkan kehancuran bagi masa depan mereka dan tidak sempat memperbaikinya.
Kriminalitas bisa
menjadi salah satu akibat dari kenakalan remaja. Bukan tidak mungkin bagi
mereka akan memiliki keberanian dalam melakukan tindakan yang lebih berbahaya
seperti halnya tindakan kriminal yang merugikan orang-orang disekitanya,
misalnya mencuri demi mendapatkan uang atau barang-barang berharga lainnya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kenakalan remaja disebut juga Juvenile
delinquency yaitu perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak
muda merupakan patologis secara sosial pada anak-anak dan
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu
mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
Beberapa teori tentang kenakalan remaja yaitu:
1.
Teori Differential Asociation
2.
Teori Anomie
3.
Teori Netralisasi
4.
Teori kontrol
Penyebab terjadinya kenakalan remaja pada anak
yaitu:
1.
Anak sendiri
2.
Lingkungan
B. Saran
Disarankan kepada para
pembaca remaja, agar tidak mudah terjebak dan terpengaruh terhadap pergaulan
remaja zaman sekarang, dengan cara membekali diri dengan agama yang kuat dan
wawasan yang luas, disertai dengan berbagai kegiatan yang berguna bagi diri
sendiri dan bagi orang lain.
Sedangkan kepada pembaca
selain remaja, saya ingin mengusulkan untuk selalu memberi contoh dan nasihat
kepada para remaja, dan melaksanakan program-program latihan dan kegiatan untuk
remaja, seperti karang taruna dan bakti sosial, agar menumbuhkan rasa saling
menyayangi antar sesama umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad, 1987, Penelitian Kependidikan
Prosedur dan Strategi, Bandung Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta RhinekaCipta
Darajat, Zakiah, 1974 Problema Remaja diIndonesia,
Jakarta, Bulan Bintang.
______, 1987 Pembinaan Remaja, Jakarta
Sembiring Mberguh, 2000, Kriminologi dan
Remaja, Medan, UNIMED
Sudjana 1996, Metodologi Statistik, Bandung,
Angkasa
Subekti R. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Surahman Winarno, 1985 Pengantar Penelitian
Ilmiah, Bandung, Tarsito
Willis S. Sofian, 1992 Problema Remaja,
Bandung, Angkasa
_______, 1986 Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara
_______, 1986, Patologi Sosial 2 dan Kenakalan
Remaja, Jakarta, Rajawali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar