“UPAYA BERJUMPA KEPADA
ALLAH DENGAN DO’A SEBAGAI WUJUD
KECINTAAN KEPADA-NYA DALAM PERSPEKTIF HADITS”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah “hadits”
Dosen pengampu
H.Moh.Akib,M.Ag.
Di susun oleh:
1. Wulan Y. Sari (933401513)
2. Nur Fauziyah (933401113)
3. Nadia N.A (933400613)
JURUSAN USHULUDDIN PROGRAM PSIKOLOGI
ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2014
UPAYA BERJUMPA KEPADA
ALLAH DENGAN DO’A SEBAGAI WUJUD
KECINTAAN KEPADA-NYA DALAM PERSPEKTIF HADITS
ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﺩﺍﺐ ﺒﻦ ﺨﺍﻠﺩ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﻤﺍﻡ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻗﺘﺍﺩﺓ ﻋﻦ ﺍﻨﺲ ﺒﻦ ﻤﺍﻠﻚ ﻋﻦ ﻋﺒﺍﺪﺓ
ﺒﻦ ﺍﻠﺼﺍﻤﺖ ﺍﻦ ﻨﺑﻰ ﷲ ﺼﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺴﻠﻢـ ﻗﺍﻞـ ﻤﻦ ﺍﺤﺐ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﺍﺤﺐ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ ﻮﻤﻦ ﻜﺮﻩ ﻠﻗﺍﺀ
ﷲ ﻜﺮﻩ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ.
Artinya :Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang mencintai
pertemuan dengan Allah maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya dan
barangsiapa yang membenci pertemuan dengan Allah maka Allah pun membenci
pertemuan dengannya.”
A.
Latar Belakang
Manusia menjalani beberapa proses perjalanan kehidupan. Perjalanan
pertamanya adalah kelahiran, kedua adalah kematian, berikutnya dibangkitkan
untuk hidup kembali, dan kemudian berikutnya adalah perhitungan amal
(hisab).Kelak ada manusia yang beruntuk dan tempat kembalinya adalah surga,
tetapi ada pula manusia yang merugi sehingga tempatnya adalah neraka.Mereka
yang beriman dan beramal shalehlah yang mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan
diakhirat kelak.
Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkan
bekal untuk hari kemudian.Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh.Manusia
dengan kapasitas berfikir yang telah Allah karuniakan, senantiasa berusaha
menggapai ‘kebahagiaan’ dengan bahasa perasaannya masing-masing.Pada masa
sekarang ini manusia mencoba meraihnya dengan membuat ungkapan-ungkapan batin
lewat visualisasi fisik yang banyak menguras waktu, harta, tenaga dan pikiran.
Kesemuanya itu rela ia korbankan untuk melampiaskan perasaan batinnya, meski
terkadang kurang masuk akal.
Kebahagiaan dalam format berpikir mereka adalah suatu bentuk idealisme
yang bisa membuat perasaannya bergolak dan orang lain yang memperhatikannya
ikut hanyut dalam gerak rasa yang dimainkannya.Dan memang kebahagiaan itu
merupakan kebahagiaan yang abstrak, sesuatu yang tinggi, dan sebagai pusat
tujuan.Gagasan abstraklah yang membawa manusia melahirkan instrumen rasa batinnya.
Allah yang kalau manusia mengetahui adalah sumber gagasan abstrak
yang bisa menjadi eksak dalam pandangan orang-orang pilihan-Nya.Allah menyapa
seseorang keika orang itu ingin mencapai gagasan abstrak kebahagiaannya itu.Selanjutnya
Allah menciptakan sebuah nama yang kemudian diiringi dengan nama-nama lain-Nya
yang indah (hal ini yang diajarkan pertama kali kepada Adam a.s) sebagai
jembatan penghubung antara pencipta (Khaliq) dan yang diciptakan (makhluk).
Pemahaman kita tentang Tuhan (makrifat) kepada-Nya sesungguhnya
menggambarkan cakrawala pandang kita tentang Tuhan.Agama dan setiap golongan
dalam suatu umat memiliki kacamata berbeda dalam memandang gagasan tentang
Tuhan yang sebenarnya.Inilah aqidah (tujuan) hidup, dan sumber kebahagiaan yang
banyak orang cari sekarang ini.Makrifat (pengenalan) akan Tuhan itu diawali
dengan mengingat-Nya, dalam hal ini disebut dzikir atau do’a kepada Sang
pencipta. Dengan berdo’a inilah muncul istilah jauh dekatnya manusia kepada
Tuhan yang menciptakannya.
Do’a merupakan penghubung antara manusia dengan sumber kehidupan.
Sesosok makhluk merupakan gambaran sebuah komponen elektronik, yang apabila
tidak berhubungan dengan hanya satu sumber ia juga akan berjalan, karena arus
memiliki dua kutub, positif dan negative (ada takdir baik dan buruk).
Orang-orang yang ingat Allah berarti ia hidup, dan yang melupakan-Nya berarti
sesungguhnya ia mati.
PEMBAHASAN
B.
ASBABUL WURUD
ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﺩﺍﺐ ﺒﻦ ﺨﺍﻠﺩ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﻤﺍﻡ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻗﺘﺍﺩﺓ ﻋﻦ ﺍﻨﺲ ﺒﻦ ﻤﺍﻠﻚ ﻋﻦ ﻋﺒﺍﺪﺓ
ﺒﻦ ﺍﻠﺼﺍﻤﺖ ﺍﻦ ﻨﺑﻰ ﷲ ﺼﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺴﻠﻢـ ﻗﺍﻞـ ﻤﻦ ﺍﺤﺐ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﺍﺤﺐ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ ﻮﻤﻦ ﻜﺮﻩ ﻠﻗﺍﺀ
ﷲ ﻜﺮﻩ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ.
Artinya :Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang mencintai
pertemuan dengan Allah maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya dan
barangsiapa membenci pertemuan dengan Allah makaAllah pun membenci pertemuan
dengannya.”
Inilah Mu'adz bin Jabal ra. Ketika
kematian datang kepadanya dia berkata: "Kekasihku datang di
tenggorokanku". Dan dia berkata dengan malaikat Izroil," Penggallah
leherku, demi kemuliaanmu sesungguhnya aku mencintaimu." Mungkinkah ini
terjadi selain karena kecintaan kepada sang kekasih!
Tatkala Abdullah bin Rawahah ra ditanya sebelum syahidnya
tentang pertanyaan maka jawabnya:" Aku hanya akan meminta kepada Yang Maha
Penyanyang ampunan".[1]
Atas peristiwa
ini Rasulullah besabda;
ﻤﻦ ﺍﺤﺐ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ
ﺍﺤﺐ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ ﻮﻤﻦ ﻜﺮﻩ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﻜﺮﻩ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ
"Barang
siapa yang mencintai pertemuan dengan Allah maka Allah akan mencintai pertemuan
dengannya dan barang siapa yang membenci
pertemuan dengan Allah maka Allah akan
membenci pertemuan dengannya"
Jadi asbabul
wurud dari hadits ini adalah ketika kematian datang kepada Mu’adz bin Jabal ra.
Dia tidak takut dengan kematiannya karena dia menganggap kematian adalah awal
perjumpaan dengan Allah. Dan sebelum syahidnya Abdullah bin Rawahah ra. pun
juga demikian.
Atas peristiwa diatas Rasulullah bersabda : “barang
siapa yang mencintaibertemu dengan Allah maka Allah akan mencintai bertemu
dengannya”
C.
SYARAH MUFRAD
Dalam syarah al-Mufradah yang terdapat dalam hadits kami, telah
kami jabarkan tiga kata yang menjurus dalam judul makalah yang kami buat. Yang
diantaranya yakni:
لقاء
berasal dari kata لقي yang berarti bertemu atau menemui.[2]Bertemu
diartikan juga dengan berjumpa, berhadapan muka, bersemuka, mendapat atau menemukan
(barang yang dicari),ditemukan, diperole, terdapat di-, kedapatan di-,menjadi
satu (berhubungan, bersinggungan),ujung dengan ujung,jalan dengan jalan, kali
dengan kali,sesuai atau cocok (perkataan dengan perbuatan, teori dengan
praktek, Dsb, dapat atau kena( bahaya,bencana,dsb).[3]
Dalam Sarl, Dar El Machreg. Munjid :[4]. لقي: لقي لقاء و لقاءة و لقاية و لقاءة و لقيانا و لقيانا و
لقيانة و لقيا و لقيا و لقية و لقى فلانا : استقبله
احب berarti mencintai
atau menyukai.[5]
Berasal dari kata cinta yang berarti suka sekali;sayang benar,kasih
sekali;terpikat,ingin sekali;berharap sekali;rindu.[6]Di
dalam Sarl, Dar El Machreg. Munjid احب berasal dari kata حب[7]: الشيء: رغب فيه
كره berarti membenci, tidak menyukai,buruk,
menjijikkan memuakkan.[8]Membenci
berasal dari kata benci yang berarti sangat tidak suka.sedangkan membenci
berartu merasa sangat tidak suka (tidak menyenangi).Di jelaskan di dalam Sarl,
Dar El Machreg. Munjid كره ضد من احب [9]
D.
DISKRIPSI GLOBAL
ABSTRAK
Wulan
Y. Sari, Nur Fauziyah, Nadia N. A. Dosen
pengampu H.Moh.Akib,M.Ag : UPAYA BERJUMPA KEPADA ALLAH DENGAN DO’A SEBAGAI WUJUD KECINTAAN KEPADA-NYA DALAM PERSPEKTIF
HADITS. Psikologi Islam, Uahuludin .STAIN Kediri 2014.Upaya untuk
berjumpa dengan Allah.seperti dalam
hadits Nabi berikut ini yang dalam arti jika manusia mencintai pertemuan dengan
Allah maka, Allah pun mencintai pertemuan dengan-Nya. Seperti halnya dengan
tema makalah kami yaitu untuk mengetahui upaya manusia dalam perspektif
hadits.Hipotesis yang kami bahas melalui teori-teori psikologi dalam hubungan perjumpaan
manusia dengan Allah melalui do’a. Di sini Allah akan merespon segala
permohonan hamba-Nya(do’a) selamanya hamba-Nya bersungguh-sungguh.Dibuatnya
makalah ini untuk mengetahui tingkat stimulus-respon antara upaya manusia untuk
berjumpa dengan Allah melalui do’a dalam perspektif hadits. Dalam sampel hasil
pembahasan maka kami peroleh dari hipotesis seorang manusia apabila ia ditimpa
masalah besar (musibah) tidak ada jalan keluar melainkan berdo’a kepada Allah
berharap agar Allah meringankan beban hidupnya.Metode psikologis dari Ivan
Pavlov membahas tentang stimulus-respon yang menyatakan makhluk hidup pasti
berada pada proses untuk melakukan sesuatu terhadap lingkungan. Hasila analisis
mengunakan korelasi telah diperolaeh kebenaran.Dengan hipotesis ini maka telah
terbukti, adanya hubungan antara stimulus-respon dengan usaha manusia untuk
berjumpa dengan Allah melalui do’a sebagai wujud kecintaan kepada-Nya.
E.
GRAND TEORI
Do’a berasal
dari bahasa arab yaitu ad-du’a yang artinya permohonan atau permintaan.
Adapun do’a menurut istilah.Do’a adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang di inginkan dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.[10]
Adapun do’a menurut istilah.Do’a adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang di inginkan dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.[10]
Manusia diperintahkan untuk berdo’a
karena berdo’a itu salah satu bentuk komunikasi kita kepada Allah dan jalan
lain unuk berjumpa dengan Allah.Allah senang dengan orang yang suka berdo’a
kepada-Nya,[11]
Allah menganggap manusia sombong, jika mereka tidak pernah meminta atau berdo’a
kepada-Nya, dan yakin bisa sukses karena kemampuannya sendiri.
Sering kita lihat seseorang yang
sering berdo’a tidak berhasil menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup, dan
ada juga orang yang sukses walaupun do’a yang ia panjatkan tidak jauh berbeda
dengan orang lain. Hal tersebut bukan karena Allah tidak ingin berjumpa
dengannya, tetapi Allah ingin manusia itu berusaha.Allah menjadikan manusia “bebas
berbuat dan memilih”, “tidak dipaksa dan tidak pula dilakukan oleh Tuhan.”[12]
Terkadang Allah juga ingin menguji kesetiaan hamba-Nya apakah ia
akan tetap berdo’a memohon kepada-Nya atau malah berhenti berdo’a dan menjauh
dari-Nya. Allah menyukai do’a hamba yang di kasihi-Nya, Ia senang mendengar
suara hamba yang berdo’a memohon kepada-Nya. Itu sebabnya Ia tidak segera
mengabulkan permintaan hamba-Nya melainkan mengabulkan dikemudian hari dengan
hal lebih baik. Allah memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan bukan apa yang
hamba-nya inginkan.
F.
PENJABARAN (RUMUSAN 1-2)
Keinginan manusia dalam meraih kenikmatan yang haqiqi menyebabkan
manusia berusaha untuk meraih dengan berbagai usaha atau upaya, dengan harapan
semakin besar rasa cintanya kepada Allah,semakin besar pula rasa cinta Allah
terhadap hamba-Nya.Allah akan
mengabulkan semua permintaan hambanya selama hamban-Nya meminta dengan
ketulusan hati dan selalu bertawakal. Jika hamban-Nya menjauh dan tidak ingin mendekatkan
diri kepada Allah maka Allah pun tidak akan mendekat kepada hamban-Nya.
Upaya-Upaya itu sebenarnya bermacam-macam salah satunya adalah
ibadah (Do’a).Do’a adalah salah satu jalan untuk menyalurkan segala
permohonan,keluh kesah, suka cita kita terhadap Allah. Allah berjanji akan
mengabulkan do’a-do’a hambanya, dijelaskan pula di dalam Surat al-Qur'an dan
beberapa haditst:
AllahBerfirman,
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila
ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan
hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran."
(Al-Baqarah:186).
Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari bahwa ketika para sahabat bertakbir
dengan suara keras dalam perjalanan, Rasulullah saw. bersabda: "Wahai
sekalian manusia, kasihanilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdo’a
kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdo’a kepada Tuhan yang
Mahamendengar lagi Maha melihat.Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat
kepada seorang di antara kalian daripada leher binatang
tunggangnya."(HR.Syaikhan).
Maksud ayat
diatas, bahwa Allah tidak menolak dan mengabaikan do’a seseorang, tetapi
sebaliknya Dia Maha mendengar do’a. Ini merupakan anjuran untuk senantiasa berdo’a
dan Dia tidak akan menyia-nyiakan hambanya.Abu Hurairah ra. berkata bahwa Nabi
saw. bersabda,
"Do’a seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama ia tidak berdo’a untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan (silaturrahmi) dan selama tidak minta dipercepat." Ada seorang bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta dipercepat itu?"Beliau pun menjawab, "(Yaitu) ia berkata: 'Aku sudah berdo’a dan terus berdo’a tetapi beium pernah aku melihat do’aku dikabulkan.”Maka pada saat itu ia merasa letih dan tidak mau berdo’a lagi."(HR.Muslim).
"Do’a seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama ia tidak berdo’a untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan (silaturrahmi) dan selama tidak minta dipercepat." Ada seorang bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta dipercepat itu?"Beliau pun menjawab, "(Yaitu) ia berkata: 'Aku sudah berdo’a dan terus berdo’a tetapi beium pernah aku melihat do’aku dikabulkan.”Maka pada saat itu ia merasa letih dan tidak mau berdo’a lagi."(HR.Muslim).
Dijelaskan pula
di dalam surat Al-‘Ankabut surat ke-29 ayat 5 yang artinya : “barangsiapa
yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan
Allah itu pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Sedangkan dalam
hadits lain dijelaskan orang yang selalu berpikiran baik adalah orang yang
melakukan kebaikan dan mendapat balasan kebaikan begitu juga sebaliknya.
Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilahaillallah maka dia akan masuk
surga. Barangsiapa yang menjauhi kebohongan, selalu percaya dengan Allah pasti
dia selalu dipenuhi dengan pintu-pintu maaf pada saat hari kiamat.
Berperasangka
baik kepada Allah, tidak akan mati diantara kalian kecuali berperasangka baik
kepada Allah. Jika suatu kaum berburuk sangka kepada Allah maka apa saja yang
kamu prasangkakan akan terjadi. Sesungguhnya suatu kaum mendapatkan keamanan
sampai mereka meninggal dunia dalam keadaan yang baik dan berkatalah dari salah
satu mereka “sesungguhnya aku memperbaiki prasangkaku kepada Tuhanku tetapi aku
berbohong, walaupun prasangka baik demi perbuatan yang baik tetapi berbohong”
maka Allah bersabda “oleh karena itu apa yang kau sangka terhadap Tuhamnu maka
mereka termasuk orang yang merugi”.
Qotadah berkata
bahwasanya barangsiapa dari kamu yang mati dan berprasangka baik kepada Allah
maka lakukanlah dan sesungguhnya prasangka yang kedua adalah prasangka yang
benar dan prasangka yang salah. Dan Umar bin Khattab berkata dan mereka itu
adalah kaum yang melakukan maksiatdan tidak bertaubat dan hanya berkata tentang
pengampunan, maka mereka meninggalkan dunia dengan keadaan tidak berdaya. Maka
dari itu menjadikan kecintaan Rasulullah.
Aisyah berkata
kepada Rasulullah siapa yang paling membenci kematian?Kita semua membenci
kematia. Bukan begitu, jika kita orang mukmin percaya kepada rahmat, ridho,
surga, maka dia akan menyukai pertemuan dengan Allah tetapi orang kafir akan
mendapat azab Allah dan murka Allah dan Allah akan membenci pertemuan dengannya.
Tidak ada
tempat istirahat untuk orang mukmin kecuali saat bertemu dengan Allah.Saiyidina
Husein berkata barangsiapa yang beristirahat pada saat bertemu dengan Allah
pada saat kematian, pada saat senangnya dan kebahagiaannya.
Manusia itu
takut kepada kematian karena mereka mempercayai manusia yang mati akan mendapat
azab dari Allah dan orang mukmin yang melihat kematian adalah suatu pertemuan
dengan Allah .
Para ulama
berpendapat bahwa kecintaan Allah terhadap umatnya adalah dengan kemauan yang
baik terhadap memberi pelajaran serta nikmat kepadanya. Dan kebenaran terhadap
umatnya maka akan mendapatkan kebaikannya, dan dia (Kahafid) berkata:
barangsiapa yang senang atau bahagia beremu Allah maka Allah juga akan bahagia
bertemu dengannya.
Karomanil
berkata: syarat bukanlah sebab untuk suatu tujuan tetapi perintah menyebabkan
sebaliknya, atau barangsiapa yang bahagia bertemu dengan Allah maka Allah
mengabarkan bahwa Allah juga bahagia bertemu dengannya.
Danyang lain
berpendapat diambil dari ibnu Abdul Barri dan yang lainnya “من”
disini adalah khobariyah dan bukan syartiyah (syarat) dan artinya disitu Allah
bukanlah sebab bertemunya dengan hambanya dan cinta hamba kepada Allah yang
mempertemukannya dan sebaliknya. Akan tetapi antara keduanya yang ada pada diri
hambanya, dan kemampuan atas kecintaan Allah itulah yang menyebabkan Allah
bertemu dengan hambanya.
Ibnu Hajan berpendapat “tidak ada keinginan kecuali panggilan yang
melarang syarat”.
Allah berfirman didalam hadits “jika hambaKu mencintai pertemuan
denganKu maka aku juga bahagia atas pertemuan ini.
Hadits ini menerangkan bahwa arti “man من” dihadits bab: persyaratan dan takwil yang
dijelaskan sebelumnya. Seprti yang dikatanya “من احب
الله لقاءه” penjelasan tentang
darinya adalah sebagai pujian yang mencegah salah paham atas kalimat
diatas.Didalamnya juga terdapat penjelasan dalam perbaikan atas artinya.
Janji Allah
selalu benar,jika do’a hamba-Nya belum dikabulkan, maka Allah menguji
sebagaimana besar kesabaran dan kecintaannya terhadap Allah SWT.dan inilah yang
dimaksud dengan perjumpaan dengan Allah sebagai wujud rasa cinta terhadap sang
Khaliq.
G.
KORELASI
·
Tokoh
dari teori ini ada Ivan Pavlov (1906,1927) yang berkebangsaan Rusia, berhasil
membuktikan bahwa melalui penyajian serentak
stimulus tak terkondisi(daging) dan suatu stimulus terkondisi(bunyi garpu tala), lamaa-kelamaan stimulus
terkondisi mampu membangkitkan respon(keluarnya air liur) yang mula-mula hanya
dapat dibangkitkan oleh stimulus tak terkondisi. Tindakan mengeluarkan air liur
terhadap bunyi garpu tala disebut respon terkondisi.
·
Sejarah
ditemukannya teori ini berawal dari seorang professor asal Russia bernama Prof.
Ivan Petrovich Pavlov yang saat itu sedang mengadakan serangkaian percobaan
yang berkaitan dengan sifat-sifat behaviouristik. Saat itu Pavlov sedang
mengadakan pecobaan terhadap seekor anjing yang dikurung didalam kandangnya.
Setiap pagi Pavlov selalu dating ke kandang si anjing dengan membawa makanan
anjing, sebelum dia memberikan makanan itu kepada si anjing, Pavlov selalu membunyikan
lonceng kecil, baru memberikan makanannya. Percobaan ini dia lakukan terus
menerus oleh Pavlov selama 7 hari berturut-turut. Kemudian di hari ke delapan,
Pavlov masih melakukan percobaannya, namun kali ini agak berbeda. Dia datang ke
kandang si anjing dan membunyikan lonceng, tapi kali ini Pavlov tidak
memberikan makanan ke si anjing. Dia perhatikan perilaku si anjing setelah
Pavlov melakukan “ritual” nya itu. Ketika diperhatikan, si anjing mengeluarkan
liur lebih banyak dari biasanya. Dari perilaku si anjing ini kemudian Pavlov
menyatakan tentang teori stimulus – respons nya yang terkenal itu dan sampai
saat inipun masih dijadikan referensi dalam ilmu psikologi behavioristik di
seluruh dunia.
·
Teori
Stimulus-Respon (S-R), setidak-tidaknya menurut asal-usulnya, tepat untuk
disebut suatu teori laboratorium. Teori S-R tidak tunggal, melainkan merupakan
segugsan teori yang masing-masing lebih
kurang mirip satu sama lain, tetapi
sekaligus memiliki kualitas-kualitas unik tertentu. Sistem ini bermula sebagai
usaha untuk menjelaskan akuisisi atau perolehan dan retensi atau penyimpanan
bentuk-bentuk tingkah laku baru yang muncul akibat pengalaman.
·
Teori
tentang stimulus – respons adalah teori
tentang behavioristik manusia yang selalu merespons setiap stimulus yang dia
terima, yang biasanya responsnya akan sebanding dengan stimulusnya, jadi jika
stimulusnya baik, maka baik pula lah responsnya, kalau jelek stimulusnya, jelek
pula responsnya.
·
Percobaan
ini dia lakukan terus menerus oleh Pavlov selama 7 hari berturut-turut.
Kemudian di hari ke delapan, Pavlov masih melakukan percobaannya, namun kali
ini agak berbeda. Dia datang ke kandang si anjing dan membunyikan lonceng, tapi
kali ini Pavlov tidak memberikan makanan ke si anjing. Dia perhatikan perilaku si
anjing setelah Pavlov melakukan “ritual” nya itu. Ketika diperhatikan, si
anjing mengeluarkan liur lebih banyak dari biasanya. Dari perilaku si anjing
ini kemudian Pavlov menyatakan tentang teori stimulus – respons nya yang
terkenal itu dan sampai saat inipun masih dijadikan referensi dalam ilmu
psikologi behavioristik di seluruh dunia.
Menggunakan
teori Stimulus-Respon
Stimulus merupakan hal-hal yang merangsang terjadinya kegiatan
belajar seperti pikiran,perasaan,dll yang dapat ditangkap oleh alat indra.
Respon merupakan reaksi yang muncul dari seseorang ketika belajar
yang merupakan gerakan dan tindakan,.
Jadi stimulus-respon adalah teori yang menyatakan makhluk hidup
pasti berada pada proses untuk melakukan sesuatu terhadap lingkungan.
Contoh
:
Ketika seorang muslim
ditimpa ujian yang sangat berat, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali dengan
berserah diri kepada Allah setelah berusaha. Dan salah satu usaha itu dengan
berdo’a karena berdo’a termasuk usaha untuk mendekatkan diri pada Allah seperti
janji Allah jika hambanya mau berusaha mendekat dengan-Nya maka Allah juga akan
mendekat pada hamba-Nya.
Allah akan mengabulkan apa yang dibutuhkan oleh hambaNya tergantung
dengan usaha, do’a , dan kesabarannya.Jika apa yang dibutuhkan hambanya belum
terkabulkan bukan berarti Allah menjauh atau tidak ingin berjumpa dengan
hamba-Nya tetapi Allah sedang menguji seberapa tabah hamba-Nya terhadap cobaan
yang Dia berikan. Karena janji Allah selalu benar.
Hal
ini terjadi karena stimulus merangsang pikiran dan perasaan yang ditangkap oleh
alat indra berupa “Do’a yang dipanjatkan seseorang kepada Tuhannya”. Allah
merespon berupa “Terkabulnya do’a hamba-Nya”.
H. PESAN MORAL
Hidup tidak selamanya
indah karena roda itu berputar, kadang di atas kadang juga dibawah.Seperi
halnya hidup, ada kesenangan dan kesedihan. Kesenangan maupun kesedihan merupakan cobaan
dari Allah untuk menguji kesetiaan hamba-Nya meskipun tak jarang pula manusia
melupakan Allah disaat ia senang dan hanya mengingat-Nya ketika masalah datang.
Disini Allah menguji kesetiaan hamba-Nya apakah ia akan terus
menjumpai-Nya atau malah sebaliknya. Salah satu wujud kesetiaan manusia
terhadap Tuhannya adalah dengan berdo’a memohon kepada-Nya disaat senang maupun
sedih. Do’a seorang manusia yang bersungguh-sungguh pasti akan di kabulkan oleh
Allah. Karena Allah adalah Dzat Yang Maha Memberi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam makalah ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat stimlus-respon antara manusia dengan Allah dalam
perspektif hadits. Dalam sampel hasil pembahasan kami peroleh dari hipotesis
seseorang manusia apabila mendapat musibah, hal yang pertama kali dilakukan
setelah berusaha menyelesaikannya adalah berdo’a. Hal ini terjadi karena stimulus merangsang
pikiran dan perasaan yang ditangkap oleh alat indra berupa “Do’a yang
dipanjatkan seseorang kepada Tuhannya”. Allah
merespon berupa “Terkabulnya do’a hamba-Nya”.
Do’a
berasal dari bahasa arab yaitu ad-du’a yang artinya permohonan atau permintaan.
Adapun do’a menurut istilah.Do’a adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang di inginkan dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.
Adapun do’a menurut istilah.Do’a adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang di inginkan dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.
Dengan demikian do’a sebagai stimulus untuk mendekatkan diri
dan berjumpa dengan Allah agar Allah merespon dan mau berjumpa dengannya
malalui cara mengabulkan do’a hamba-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Munawir,AW,Kamus
Al Munawir( Surabaya: Pustaka Progresif,1997)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,1989)
Sarl, Dar El Machreg. Munjid , (Balai Pustaka,1989)
Wuryanano, Mengapa Doa Saya Selalu Dikabulkan, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building, 2009)
Hall, S. Calvin & Gardner Lindzey, Teori-Teori Sifat dan
Behavioristik, (Yogyakarta: Kanisius, 1993)
Al-Ghazali, Imam, The True Power of
Love, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007)
[2]Munawir,AW,Kamus
Al Munawir( Surabaya: Pustaka Progresif,1997), hal 1282
[3]
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,1989) hal 1035
[4]Sarl,
Dar El Machreg. Munjid , (Balai Pustaka,1989) hal 730
[5]
Munawwir,AW Kamus Al-Munawir( Surabaya: Pustaka Progresif,1997) hal 229
[6]
Kamus Besar Bahasa Indonesia(Balai Pustaka,1989), hal 191
[7]Sarl,
Dar El Machreg. Munjid ,(Balai Pustaka,1989)
113
[8]
Munnawir,AW.Kamus Al-munawir,( Surabaya: Pustaka Progresif,1997) hal 1204
[9]Sarl,
Dar El Machreg. Munjid ,(Balai Pustaka,1989)
hal 682
[11]
Wuryanano, Mengapa Doa Saya Selalu Dikabulkan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama Kompas Gramedia Building, 2009), hal 130
[12]
Ibid hal 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar