Blogger Widgets

music

Senin, 05 Januari 2015

Makalah Sosiologi

KENAKALAN REMAJA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “sosiologi”
Dosen pengampu Dra. Sardjuningsih, M.Ag.










Di susun oleh:
Nadia Nufida Aflaha    (933400613)

JURUSAN USHULUDDIN PROGRAM PSIKOLOGI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kenakalan remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang baru muncul ke permukaan, tetapi masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau dan menjadi persoalan yang aktual hampir di semua negara-negara di dunia, termasuk di Indonesia, dan masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah perkotaan bahkan sekarang sampai ke wilayah pedesaan. Sangat dituntut peranan keluarga ataupun orang tua untuk mengarahkan anak-anak remaja. Disamping itu masyarakat juga harus turut berpartisipasi untuk mencegah timbulnya kenakalan remaja, menjadi kewajiban setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan para remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1.    Apa pengertian kenakalan remaja?
2.    Apa saja teori tentang perilaku kenakalan remaja?
3.    Apa saja jenis-jenis kenakalan remaja?
4.    Apa saja ciri – ciri dan contoh kenakalan remaja?
5.    Apa penyebab kenakalan remaja?
6.    Apa saja dampak kenakalan remaja?

C.      Tujuan Penulisan                      
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai beriku:
1.    Mengetahui Pengertian Kenakalan Remaja
2.    Mengetahui Teori Perilaku Kenakalan Remaja
3.    Mengetahui Jenis-jenis Kenakalan Remaja
4.    Mengetahui Ciri – Ciri dan contoh Kenakalan Remaja
5.    Mengetahui Penyebab Kenakalan Remaja
6.    Mengetahui Dampak Kenakalan Remaja
BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Kenakalan Remaja
Juvenile delinquency (kenakalan remaja) ialah perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan  patologis  secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
 Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan Remaja  adalah :
1.      Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2.      Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3.      Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Menurut Resolusi PBB 40/33 tentang UN Standard Minimum Rules for the Administration of Juvenile Justice (Beijing Rules) khusus dalam rules 2.2 kenakalan remaja  adalah salah seorang anak atau orang muda (remaja) yang melakukan perbuatan yang ‘dapat dipidana’ menurut sistem hukum yang berlaku dan diperlakukan secara berbeda dengan orang dewasa.
Remaja yang kebanyakan orang mengartikan bahwa masa peralihan antara masa kanak-kanak menjadi dewasa. Dalam masa ini anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan psikis. Mereka bukanlah anak-anak baik secara fisik, cara berpikir, ataupun cara bertindak. Tetapi bukan pula dikatakan orang dewasa yang telah  matang secara fisik maupun psikisnya.
Kenakalan remaja sudah menjadi masalah di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini menunjukan peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial. Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.

B.       Teori Perilaku Kenakalan Remaja
Berikut ini adalah beberapa teori tentang penyebab kelakuan kenakalan remaja :
1.    Teori Differential Asociation
Teori yang dikemukakan oleh E. Sutherland ini pada dasarnya melandaskan diri pada proses belajar. Kejahatan seperti juga perilaku pada umumnya merupakan suatu yang dipelajari.
2.    Teori Anomie
Teori anomie yang diajukan Robert Merton merupakan teori yang berorientasi pada kelas-kelas sosial. Istilah anomie sendiri sebetulnya berasal dari seorang pakar sosiologi Perancis, Emile Durkeim, yang berarti suatu keadaan tanpa norma. Konsep anomie ini kemudian oleh Merton diformulasikan dalam rangka menjelaskan keterkaitan antara kelas-kelas sosial dengan kecenderungan pengadaptasiannya dalam sikap dan perilaku kelompok. Merton berusaha menunjukkan bahwa berbagai struktur sosial yang mungkin terdapat di masyarakat dalam realitasnya telah mendorong orang-orang dengan kualitas tertentu cenderung berperilaku menyimpang ketimbang mematuhi norma-norma kemasyarakatan.
3.    Teori Sub-budaya Delinkuen
Teori ini dilontarkan oleh Albert K Cohen, yang menjelaskan terjadinya peningkatan perilaku delinkuen di daerah kumuh. Fokus perhatiannya terarah pada satu pemahaman bahwa perilaku delinkuen di kalangan usia muda, kelas bawah merupakan cerminan ketidakpuasan mereka terhadap norma-norma dan nilai kelompok kelas menengah yang mendominasi.
4.    Teori Netralisasi
Pada dasarnya teori netralisasi ini beranggapan bahwa aktivitas manusia selalu dikendalikan oleh pikirannya. Menurut teori ini orang-orang berperilaku jahat atau menyimpang disebabkan adanya kecenderungan di kalangan mereka untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai (yang seharusnya berfungsi sebagai pencegah perilaku jahat) menurut persepsi dan kepentingan mereka sendiri.
5.    Teori Kontrol
Teori kontrol atau sering juga disebut teori kontrol sosial berangkat dari asumsi atau anggapan bahwa individu di masyarakat mempunyai kecenderungan yang sama kemungkinannya, menjadi ‘baik’ atau ‘jahat’. Baik jahatnya seseorang sepenuhnya tergantung pada masyarakatnya membuatnya demikian, dan menjadi jahat apabila masyarakatnya membuatnya demikian.

C.      Jenis-jenis Kenakalan Remaja
Seperti yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum. Jensen (1985), membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
1.    Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain; perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
2.    Kenakalan yang menimbulkan korban materi; pemerasan, pencurian
3.    Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban  di pihak orang lain;
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
4.    Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan membolos, melanggar disiplin sekolah. Mengingkari status sebagai anak  orang tua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer (keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
Menurut tempat terjadinya kenakalan tersebut, kenakalan remaja dibagi menjadi:
·      Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang tua sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang akan seorang anak lakukan. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara, tidak menghormati orang tua, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
·      Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
·      Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.

D.      Ciri – Ciri Kenakalan Remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja mulai tampak pada remaja itu sendiri dengan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, antara lain :
1.    Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang di tetapkan, sehingga dapat mengganggu bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain.
2.    Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik dalam bentuk gambar-gambar cabul atau tidak senonoh, majalah dan cerita porno yang dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu seksual, kontrasepsi penyalahgunaan barang-barang elektronik (misal internet dan handphone) dan sebagainya.
3.    Anak-anak yang suka pengerusakan-pengerusakan terhadap barang-barang atau milik orang lain seperti mencuri, membuat corat-coret yang mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase dan sebagainya.
4.    Membentuk kelompok atau gang dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal. Yang diikuti oleh tindakan yang tercela yang mengarah pada perbuatan anarkis.
5.    Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan, misal: memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan di pandang kurang sopan di mata lingkunganya.
6.    Mengganggu/mengejek orang-orang yang melintas di depanya, seperti jika menoleh atau marah sedikit saja di anggapnya membuat gara-gara untuk dikerjain.
Sedangkan menurut PPDGJ III pedoman diagnostik untuk gangguan tingkah laku ( F-91)
1.    Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya pola tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan menetap.
2.    Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Tempertantrum merupakan gejala normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula pelanggaran terhadap hak orang lain (seperti tindak pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan anak berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik bagi anak kelompok usia tersebut.
3.    Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali tingkah laku seperti yang diuraikan di atas 
Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
1.    Anak tidak disukai teman-temannyasehingga bersikap menyendiri.
2.    Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan di sekolah.
3.    Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
4.    Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan orang-orang normal.
5.    Anak jadi suka berbohong.
6.    Anak suka menyakiti teman-temannya.
7.    Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
8.    Anak suka membolos dari sekolah dan lari dari rumah
9.    Anak sering meluapkan tempertantrum yang hebat dan tidak biasa
10.     Anak berperilaku provokatif yang menyimpang
11.     Anak bersikap menentang yang berat dan menetap
Ø  Contoh Kenakalan Remaja
1.    Tawuran adalah contoh kenakalan remaja yang marak terjadi saat ini.
2.    Pesta miras sekarang bukan hanya ada di kalangan  dewasa namun juga dibawah umur
3.    Balapan liar kini sudah menjadi tradisi
4.    Merokok bukan hanya marak di kalangan pria, namun juga wanita
5.    Narkoba sangat Mudah ditemukan
6.    Prostitusi kian marak di Indonosia

E.       Penyebab Kenakalan Remaja
 Beberapa penyebab dari kenakalan remaja meliputi gangguan-gangguan perilaku. Penyebab gangguan perilaku mungkin berasal dari anak sendiri atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi.
Anak sendiri
1.    Penyebab yang diturunkan. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh orang tua dapat diturunkan kepada anaknya. Demikian juga beberapa sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orangtua kepada anaknya.
2.    Penyebab yang diperoleh pada waktu anak berkembang. Telah lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala, ensefalitis, neoplasma dan lain-lain dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Anak dengan sindroma otak organik ini mungkin menunjukkan hiperkinesia, kegelisahan, kecenderungan untuk merusak dan kekejaman.
Lingkungan
Meskipun faktor-faktor yang diturunkan itu mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi faktor lingkungan sering lebih menentukan. Dan karena lingkungan itu dapat diubah maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dapat dicegah. Beberapa penyebab gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan ialah:
1.    Orangtua
Gangguan yang disebabkan oleh orang tua misalnya sikap orang tua yang terlalu overprotective terhadap remaja, kurangnya perhatian dan kasih sayang yang ditujukan pada remaja tersebut, sikap pilih kasih antara remaja tersebut dengan saudara-saudara lainnya, kurangnya pengawasan dari orang tua, atau bahkan karena keadaan status keluarganya yang brokenhome.
2.    Saudara-saudara
Gangguan ini disebabkan karena pengaruh dari sikap saudara-saudaranya yang melenceng dari norma yang ada, sehingga remaja tersebut mencontoh perilaku saudaranya.
3.    Hubungan di sekolahnya
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar terhadap pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat ini berkelompok dan melakukan sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak remaja itu sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.

F.       Dampak Kenakalan Remaja dan Contoh Kenakalan Remaja
Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal negative (kenakalan remaja). Bahkan, dari dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka. Berikut beberapa dampak negative yang akan diperoleh bila seorang remaja melakukan suatu tindakan menyimpang (kenakalan remaja).
Kebiasaan melakukan hal yang buruk seperti kenakalan-kenakalan yang telah disebutkan di atas akan membentuk kepribadian atau akhlak yang buruk bagi pelakunya yang dikhawatirkan kebiasaan tersebut akan sangat sulit untuk diubah kedepannya.
Remaja yang melakukan tindakan menyimpang akan dihindari bahkan dikucilkan oleh banyak orang, dan tidak menuntut kemungkinan dia akan dianggap sebagai pengganggu serta bisa saja kehadirannya tidak diharapkan lagi bagi orang-orang disekitarnya.
Akibat adanya tindakan dikucilkan dari oarang-orang disekitarnya, remaja tersebut bisa mengalami gangguan jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan jiwa disini bukanlah gila, tapi ia akan merasa terasing dari kehidupan bersosialisasi yang ada disekitarnya, yang akhirnya ia akan merasa sangat sedih, bahkan membenci orang-orang disekitarnya.
Masa depannya suram. Hal ini terjadi karena, kebanyakan dari mereka yang sudah terlanjur terjerumus ke dalam pergaulan bebas, hidup mereka perlahan akan kacau yang akhirnya dapat menyebabkan kehancuran bagi masa depan mereka dan tidak sempat memperbaikinya.
Kriminalitas bisa menjadi salah satu akibat dari kenakalan remaja. Bukan tidak mungkin bagi mereka akan memiliki keberanian dalam melakukan tindakan yang lebih berbahaya seperti halnya tindakan kriminal yang merugikan orang-orang disekitanya, misalnya mencuri demi mendapatkan uang atau barang-barang berharga lainnya


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kenakalan remaja disebut juga Juvenile delinquency yaitu perilaku jahat/dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan  patologis  secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
Beberapa teori tentang kenakalan remaja yaitu:
1.    Teori Differential Asociation
2.    Teori Anomie
3.    Teori Netralisasi
4.    Teori kontrol
Penyebab terjadinya kenakalan remaja pada anak yaitu:
1.    Anak sendiri
2.    Lingkungan

B.       Saran
Disarankan kepada para pembaca remaja, agar tidak mudah terjebak dan terpengaruh terhadap pergaulan remaja zaman sekarang, dengan cara membekali diri dengan agama yang kuat dan wawasan yang luas, disertai dengan berbagai kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan bagi orang lain.
Sedangkan kepada pembaca selain remaja, saya ingin mengusulkan untuk selalu memberi contoh dan nasihat kepada para remaja, dan melaksanakan program-program latihan dan kegiatan untuk remaja, seperti karang taruna dan bakti sosial, agar menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama umat manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad, 1987, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta RhinekaCipta
Darajat, Zakiah, 1974 Problema Remaja diIndonesia, Jakarta, Bulan Bintang. 
______, 1987 Pembinaan Remaja, Jakarta
Sembiring Mberguh, 2000, Kriminologi dan Remaja, Medan, UNIMED
Sudjana 1996, Metodologi Statistik, Bandung, Angkasa
Subekti R. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Surahman Winarno, 1985 Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito
Willis S. Sofian, 1992 Problema Remaja, Bandung, Angkasa 
_______, 1986 Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara
_______, 1986, Patologi Sosial 2 dan Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar