Blogger Widgets

music

Minggu, 04 Januari 2015

Makalah Hadits


UPAYA BERJUMPA   KEPADA  ALLAH DENGAN DO’A SEBAGAI  WUJUD KECINTAAN KEPADA-NYA DALAM PERSPEKTIF HADITS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “hadits”
Dosen pengampu H.Moh.Akib,M.Ag.







Di susun oleh:
1. Wulan Y. Sari                  (933401513)
2. Nur Fauziyah                   (933401113)
3. Nadia N.A                       (933400613)

JURUSAN USHULUDDIN PROGRAM PSIKOLOGI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2014

UPAYA BERJUMPA   KEPADA  ALLAH DENGAN DO’A SEBAGAI  WUJUD KECINTAAN KEPADA-NYA DALAM PERSPEKTIF HADITS

ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﺩﺍﺐ ﺒﻦ ﺨﺍﻠﺩ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﻤﺍﻡ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻗﺘﺍﺩﺓ ﻋﻦ ﺍﻨﺲ ﺒﻦ ﻤﺍﻠﻚ ﻋﻦ ﻋﺒﺍﺪﺓ ﺒﻦ ﺍﻠﺼﺍﻤﺖ ﺍﻦ ﻨﺑﻰ ﷲ ﺼﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺴﻠﻢـ ﻗﺍﻞـ ﻤﻦ ﺍﺤﺐ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﺍﺤﺐ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ ﻮﻤﻦ ﻜﺮﻩ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﻜﺮﻩ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ.
Artinya :Nabi SAW bersabda : Barangsiapa yang mencintai pertemuan dengan Allah maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya dan barangsiapa yang membenci pertemuan dengan Allah maka Allah pun membenci pertemuan dengannya.”
A.    Latar Belakang
Manusia menjalani beberapa proses perjalanan kehidupan. Perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kedua adalah kematian, berikutnya dibangkitkan untuk hidup kembali, dan kemudian berikutnya adalah perhitungan amal (hisab).Kelak ada manusia yang beruntuk dan tempat kembalinya adalah surga, tetapi ada pula manusia yang merugi sehingga tempatnya adalah neraka.Mereka yang beriman dan beramal shalehlah yang mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.
Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkan bekal untuk hari kemudian.Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh.Manusia dengan kapasitas berfikir yang telah Allah karuniakan, senantiasa berusaha menggapai ‘kebahagiaan’ dengan bahasa perasaannya masing-masing.Pada masa sekarang ini manusia mencoba meraihnya dengan membuat ungkapan-ungkapan batin lewat visualisasi fisik yang banyak menguras waktu, harta, tenaga dan pikiran. Kesemuanya itu rela ia korbankan untuk melampiaskan perasaan batinnya, meski terkadang kurang masuk akal.
Kebahagiaan dalam format berpikir mereka adalah suatu bentuk idealisme yang bisa membuat perasaannya bergolak dan orang lain yang memperhatikannya ikut hanyut dalam gerak rasa yang dimainkannya.Dan memang kebahagiaan itu merupakan kebahagiaan yang abstrak, sesuatu yang tinggi, dan sebagai pusat tujuan.Gagasan abstraklah yang membawa manusia melahirkan instrumen rasa batinnya.
Allah yang kalau manusia mengetahui adalah sumber gagasan abstrak yang bisa menjadi eksak dalam pandangan orang-orang pilihan-Nya.Allah menyapa seseorang keika orang itu ingin mencapai gagasan abstrak kebahagiaannya itu.Selanjutnya Allah menciptakan sebuah nama yang kemudian diiringi dengan nama-nama lain-Nya yang indah (hal ini yang diajarkan pertama kali kepada Adam a.s) sebagai jembatan penghubung antara pencipta (Khaliq) dan yang diciptakan (makhluk).
Pemahaman kita tentang Tuhan (makrifat) kepada-Nya sesungguhnya menggambarkan cakrawala pandang kita tentang Tuhan.Agama dan setiap golongan dalam suatu umat memiliki kacamata berbeda dalam memandang gagasan tentang Tuhan yang sebenarnya.Inilah aqidah (tujuan) hidup, dan sumber kebahagiaan yang banyak orang cari sekarang ini.Makrifat (pengenalan) akan Tuhan itu diawali dengan mengingat-Nya, dalam hal ini disebut dzikir atau do’a kepada Sang pencipta. Dengan berdo’a inilah muncul istilah jauh dekatnya manusia kepada Tuhan yang menciptakannya.
Do’a merupakan penghubung antara manusia dengan sumber kehidupan. Sesosok makhluk merupakan gambaran sebuah komponen elektronik, yang apabila tidak berhubungan dengan hanya satu sumber ia juga akan berjalan, karena arus memiliki dua kutub, positif dan negative (ada takdir baik dan buruk). Orang-orang yang ingat Allah berarti ia hidup, dan yang melupakan-Nya berarti sesungguhnya ia mati.


PEMBAHASAN

B.     ASBABUL WURUD
ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﺩﺍﺐ ﺒﻦ ﺨﺍﻠﺩ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻫﻤﺍﻡ ﺤﺩﺛﻨﺍ ﻗﺘﺍﺩﺓ ﻋﻦ ﺍﻨﺲ ﺒﻦ ﻤﺍﻠﻚ ﻋﻦ ﻋﺒﺍﺪﺓ ﺒﻦ ﺍﻠﺼﺍﻤﺖ ﺍﻦ ﻨﺑﻰ ﷲ ﺼﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺴﻠﻢـ ﻗﺍﻞـ ﻤﻦ ﺍﺤﺐ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﺍﺤﺐ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ ﻮﻤﻦ ﻜﺮﻩ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﻜﺮﻩ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ.
Artinya :Nabi SAW bersabda : Barangsiapa yang mencintai pertemuan dengan Allah maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya dan barangsiapa membenci pertemuan dengan Allah makaAllah pun membenci pertemuan dengannya.”
            Inilah Mu'adz bin Jabal ra. Ketika kematian datang kepadanya dia berkata: "Kekasihku datang di tenggorokanku". Dan dia berkata dengan malaikat Izroil," Penggallah leherku, demi kemuliaanmu sesungguhnya aku mencintaimu." Mungkinkah ini terjadi selain karena kecintaan kepada sang kekasih!
Tatkala Abdullah bin Rawahah ra ditanya sebelum syahidnya tentang pertanyaan maka jawabnya:" Aku hanya akan meminta kepada Yang Maha Penyanyang ampunan".[1]
Atas peristiwa ini Rasulullah besabda;
ﻤﻦ ﺍﺤﺐ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﺍﺤﺐ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ ﻮﻤﻦ ﻜﺮﻩ ﻠﻗﺍﺀ ﷲ ﻜﺮﻩ ﷲ ﻠﻗﺍﺀﻩ
"Barang siapa yang mencintai pertemuan dengan Allah maka Allah akan mencintai pertemuan dengannya dan barang  siapa yang membenci pertemuan  dengan Allah maka Allah akan membenci pertemuan dengannya"
Jadi asbabul wurud dari hadits ini adalah ketika kematian datang kepada Mu’adz bin Jabal ra. Dia tidak takut dengan kematiannya karena dia menganggap kematian adalah awal perjumpaan dengan Allah. Dan sebelum syahidnya Abdullah bin Rawahah ra. pun juga demikian.
Atas peristiwa diatas Rasulullah bersabda : “barang siapa yang mencintaibertemu dengan Allah maka Allah akan mencintai bertemu dengannya

C.    SYARAH MUFRAD
Dalam syarah al-Mufradah yang terdapat dalam hadits kami, telah kami jabarkan tiga kata yang menjurus dalam judul makalah yang kami buat. Yang diantaranya yakni:
            لقاء  berasal dari kata لقي yang berarti bertemu atau menemui.[2]Bertemu diartikan juga dengan berjumpa, berhadapan muka, bersemuka, mendapat atau menemukan (barang yang dicari),ditemukan, diperole, terdapat di-, kedapatan di-,menjadi satu (berhubungan, bersinggungan),ujung dengan ujung,jalan dengan jalan, kali dengan kali,sesuai atau cocok (perkataan dengan perbuatan, teori dengan praktek, Dsb, dapat atau kena( bahaya,bencana,dsb).[3] Dalam Sarl, Dar El Machreg. Munjid :[4]. لقي: لقي لقاء و لقاءة و لقاية و لقاءة و لقيانا و لقيانا و لقيانة و لقيا و لقيا و لقية و لقى فلانا : استقبله
            احب berarti mencintai atau menyukai.[5] Berasal dari kata cinta yang berarti suka sekali;sayang benar,kasih sekali;terpikat,ingin sekali;berharap sekali;rindu.[6]Di dalam Sarl, Dar El Machreg. Munjid احب berasal dari kata حب[7]: الشيء: رغب فيه
            كره berarti membenci, tidak menyukai,buruk, menjijikkan memuakkan.[8]Membenci berasal dari kata benci yang berarti sangat tidak suka.sedangkan membenci berartu merasa sangat tidak suka (tidak menyenangi).Di jelaskan di dalam Sarl, Dar El Machreg. Munjid كره ضد من احب [9]

D.    DISKRIPSI GLOBAL
ABSTRAK
Wulan Y. Sari,  Nur Fauziyah, Nadia N. A. Dosen pengampu H.Moh.Akib,M.Ag : UPAYA BERJUMPA   KEPADA  ALLAH DENGAN DO’A SEBAGAI  WUJUD KECINTAAN KEPADA-NYA DALAM PERSPEKTIF HADITS. Psikologi Islam, Uahuludin .STAIN Kediri 2014.Upaya untuk berjumpa dengan  Allah.seperti dalam hadits Nabi berikut ini yang dalam arti jika manusia mencintai pertemuan dengan Allah maka, Allah pun mencintai pertemuan dengan-Nya. Seperti halnya dengan tema makalah kami yaitu untuk mengetahui upaya manusia dalam perspektif hadits.Hipotesis yang kami bahas melalui teori-teori psikologi dalam hubungan perjumpaan manusia dengan Allah melalui do’a. Di sini Allah akan merespon segala permohonan hamba-Nya(do’a) selamanya hamba-Nya bersungguh-sungguh.Dibuatnya makalah ini untuk mengetahui tingkat stimulus-respon antara upaya manusia untuk berjumpa dengan Allah melalui do’a dalam perspektif hadits. Dalam sampel hasil pembahasan maka kami peroleh dari hipotesis seorang manusia apabila ia ditimpa masalah besar (musibah) tidak ada jalan keluar melainkan berdo’a kepada Allah berharap agar Allah meringankan beban hidupnya.Metode psikologis dari Ivan Pavlov membahas tentang stimulus-respon yang menyatakan makhluk hidup pasti berada pada proses untuk melakukan sesuatu terhadap lingkungan. Hasila analisis mengunakan korelasi telah diperolaeh kebenaran.Dengan hipotesis ini maka telah terbukti, adanya hubungan antara stimulus-respon dengan usaha manusia untuk berjumpa dengan Allah melalui do’a sebagai wujud kecintaan kepada-Nya.

E.     GRAND TEORI
Do’a berasal dari bahasa arab yaitu ad-du’a yang artinya permohonan atau permintaan.
Adapun do’a menurut istilah.Do’a adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang di inginkan dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.[10]
Manusia diperintahkan untuk berdo’a karena berdo’a itu salah satu bentuk komunikasi kita kepada Allah dan jalan lain unuk berjumpa dengan Allah.Allah senang dengan orang yang suka berdo’a kepada-Nya,[11] Allah menganggap manusia sombong, jika mereka tidak pernah meminta atau berdo’a kepada-Nya, dan yakin bisa sukses karena kemampuannya sendiri.
Sering kita lihat seseorang yang sering berdo’a tidak berhasil menggapai kesuksesan dan kebahagiaan hidup, dan ada juga orang yang sukses walaupun do’a yang ia panjatkan tidak jauh berbeda dengan orang lain. Hal tersebut bukan karena Allah tidak ingin berjumpa dengannya, tetapi Allah ingin manusia itu berusaha.Allah menjadikan manusia “bebas berbuat dan memilih”, “tidak dipaksa dan tidak pula dilakukan oleh Tuhan.”[12]
Terkadang Allah juga ingin menguji kesetiaan hamba-Nya apakah ia akan tetap berdo’a memohon kepada-Nya atau malah berhenti berdo’a dan menjauh dari-Nya. Allah menyukai do’a hamba yang di kasihi-Nya, Ia senang mendengar suara hamba yang berdo’a memohon kepada-Nya. Itu sebabnya Ia tidak segera mengabulkan permintaan hamba-Nya melainkan mengabulkan dikemudian hari dengan hal lebih baik. Allah memberikan apa yang hamba-Nya butuhkan bukan apa yang hamba-nya inginkan.

F.     PENJABARAN (RUMUSAN 1-2)
Keinginan manusia dalam meraih kenikmatan yang haqiqi menyebabkan manusia berusaha untuk meraih dengan berbagai usaha atau upaya, dengan harapan semakin besar rasa cintanya kepada Allah,semakin besar pula rasa cinta Allah terhadap hamba-Nya.Allah  akan mengabulkan semua permintaan hambanya selama hamban-Nya meminta dengan ketulusan hati dan selalu bertawakal. Jika hamban-Nya menjauh dan tidak ingin mendekatkan diri kepada Allah maka Allah pun tidak akan mendekat kepada hamban-Nya.
Upaya-Upaya itu sebenarnya bermacam-macam salah satunya adalah ibadah (Do’a).Do’a adalah salah satu jalan untuk menyalurkan segala permohonan,keluh kesah, suka cita kita terhadap Allah. Allah berjanji akan mengabulkan do’a-do’a hambanya, dijelaskan pula di dalam Surat al-Qur'an dan beberapa haditst:
AllahBerfirman, "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
(Al-Baqarah:186). Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari bahwa ketika para sahabat bertakbir dengan suara keras dalam perjalanan, Rasulullah saw. bersabda: "Wahai sekalian manusia, kasihanilah diri kalian, sesungguhnya kalian tidak berdo’a kepada Dzat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdo’a kepada Tuhan yang Mahamendengar lagi Maha melihat.Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat kepada seorang di antara kalian daripada leher binatang tunggangnya."(HR.Syaikhan).
Maksud ayat diatas, bahwa Allah tidak menolak dan mengabaikan do’a seseorang, tetapi sebaliknya Dia Maha mendengar do’a. Ini merupakan anjuran untuk senantiasa berdo’a dan Dia tidak akan menyia-nyiakan hambanya.Abu Hurairah ra. berkata bahwa Nabi saw. bersabda,
"Do’a seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama ia tidak berdo’a untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan (silaturrahmi) dan selama tidak minta dipercepat." Ada seorang bertanya, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta dipercepat itu?"Beliau pun menjawab, "(Yaitu) ia berkata: 'Aku sudah berdo’a dan terus berdo’a tetapi beium pernah aku melihat do’aku dikabulkan.”Maka pada saat itu ia merasa letih dan tidak mau berdo’a lagi."(HR.Muslim).
Dijelaskan pula di dalam surat Al-‘Ankabut surat ke-29 ayat 5 yang artinya : “barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah itu pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Sedangkan dalam hadits lain dijelaskan orang yang selalu berpikiran baik adalah orang yang melakukan kebaikan dan mendapat balasan kebaikan begitu juga sebaliknya. Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilahaillallah maka dia akan masuk surga. Barangsiapa yang menjauhi kebohongan, selalu percaya dengan Allah pasti dia selalu dipenuhi dengan pintu-pintu maaf pada saat hari kiamat.
Berperasangka baik kepada Allah, tidak akan mati diantara kalian kecuali berperasangka baik kepada Allah. Jika suatu kaum berburuk sangka kepada Allah maka apa saja yang kamu prasangkakan akan terjadi. Sesungguhnya suatu kaum mendapatkan keamanan sampai mereka meninggal dunia dalam keadaan yang baik dan berkatalah dari salah satu mereka “sesungguhnya aku memperbaiki prasangkaku kepada Tuhanku tetapi aku berbohong, walaupun prasangka baik demi perbuatan yang baik tetapi berbohong” maka Allah bersabda “oleh karena itu apa yang kau sangka terhadap Tuhamnu maka mereka termasuk orang yang merugi”.
Qotadah berkata bahwasanya barangsiapa dari kamu yang mati dan berprasangka baik kepada Allah maka lakukanlah dan sesungguhnya prasangka yang kedua adalah prasangka yang benar dan prasangka yang salah. Dan Umar bin Khattab berkata dan mereka itu adalah kaum yang melakukan maksiatdan tidak bertaubat dan hanya berkata tentang pengampunan, maka mereka meninggalkan dunia dengan keadaan tidak berdaya. Maka dari itu menjadikan kecintaan Rasulullah.
Aisyah berkata kepada Rasulullah siapa yang paling membenci kematian?Kita semua membenci kematia. Bukan begitu, jika kita orang mukmin percaya kepada rahmat, ridho, surga, maka dia akan menyukai pertemuan dengan Allah tetapi orang kafir akan mendapat azab Allah dan murka Allah dan Allah akan membenci pertemuan dengannya.
Tidak ada tempat istirahat untuk orang mukmin kecuali saat bertemu dengan Allah.Saiyidina Husein berkata barangsiapa yang beristirahat pada saat bertemu dengan Allah pada saat kematian, pada saat senangnya dan kebahagiaannya.
Manusia itu takut kepada kematian karena mereka mempercayai manusia yang mati akan mendapat azab dari Allah dan orang mukmin yang melihat kematian adalah suatu pertemuan dengan Allah .
Para ulama berpendapat bahwa kecintaan Allah terhadap umatnya adalah dengan kemauan yang baik terhadap memberi pelajaran serta nikmat kepadanya. Dan kebenaran terhadap umatnya maka akan mendapatkan kebaikannya, dan dia (Kahafid) berkata: barangsiapa yang senang atau bahagia beremu Allah maka Allah juga akan bahagia bertemu dengannya.
Karomanil berkata: syarat bukanlah sebab untuk suatu tujuan tetapi perintah menyebabkan sebaliknya, atau barangsiapa yang bahagia bertemu dengan Allah maka Allah mengabarkan bahwa Allah juga bahagia bertemu dengannya.
Danyang lain berpendapat diambil dari ibnu Abdul Barri dan yang lainnya “من” disini adalah khobariyah dan bukan syartiyah (syarat) dan artinya disitu Allah bukanlah sebab bertemunya dengan hambanya dan cinta hamba kepada Allah yang mempertemukannya dan sebaliknya. Akan tetapi antara keduanya yang ada pada diri hambanya, dan kemampuan atas kecintaan Allah itulah yang menyebabkan Allah bertemu dengan hambanya.
Ibnu Hajan berpendapat “tidak ada keinginan kecuali panggilan yang melarang syarat”.
Allah berfirman didalam hadits “jika hambaKu mencintai pertemuan denganKu maka aku juga bahagia atas pertemuan ini.
Hadits ini menerangkan bahwa arti “man من” dihadits bab: persyaratan dan takwil yang dijelaskan sebelumnya. Seprti yang dikatanya “من احب الله لقاءه” penjelasan tentang darinya adalah sebagai pujian yang mencegah salah paham atas kalimat diatas.Didalamnya juga terdapat penjelasan dalam perbaikan atas artinya.
Janji Allah selalu benar,jika do’a hamba-Nya belum dikabulkan, maka Allah menguji sebagaimana besar kesabaran dan kecintaannya terhadap Allah SWT.dan inilah yang dimaksud dengan perjumpaan dengan Allah sebagai wujud rasa cinta terhadap sang Khaliq.

G.    KORELASI
·         Tokoh dari teori ini ada Ivan Pavlov (1906,1927) yang berkebangsaan Rusia, berhasil membuktikan bahwa melalui penyajian serentak  stimulus tak terkondisi(daging) dan suatu stimulus terkondisi(bunyi  garpu tala), lamaa-kelamaan stimulus terkondisi mampu membangkitkan respon(keluarnya air liur) yang mula-mula hanya dapat dibangkitkan oleh stimulus tak terkondisi. Tindakan mengeluarkan air liur terhadap bunyi garpu tala disebut respon terkondisi.
·         Sejarah ditemukannya teori ini berawal dari seorang professor asal Russia bernama Prof. Ivan Petrovich Pavlov yang saat itu sedang mengadakan serangkaian percobaan yang berkaitan dengan sifat-sifat behaviouristik. Saat itu Pavlov sedang mengadakan pecobaan terhadap seekor anjing yang dikurung didalam kandangnya. Setiap pagi Pavlov selalu dating ke kandang si anjing dengan membawa makanan anjing, sebelum dia memberikan makanan itu kepada si anjing, Pavlov selalu membunyikan lonceng kecil, baru memberikan makanannya. Percobaan ini dia lakukan terus menerus oleh Pavlov selama 7 hari berturut-turut. Kemudian di hari ke delapan, Pavlov masih melakukan percobaannya, namun kali ini agak berbeda. Dia datang ke kandang si anjing dan membunyikan lonceng, tapi kali ini Pavlov tidak memberikan makanan ke si anjing. Dia perhatikan perilaku si anjing setelah Pavlov melakukan “ritual” nya itu. Ketika diperhatikan, si anjing mengeluarkan liur lebih banyak dari biasanya. Dari perilaku si anjing ini kemudian Pavlov menyatakan tentang teori stimulus – respons nya yang terkenal itu dan sampai saat inipun masih dijadikan referensi dalam ilmu psikologi behavioristik di seluruh dunia.
·         Teori Stimulus-Respon (S-R), setidak-tidaknya menurut asal-usulnya, tepat untuk disebut suatu teori laboratorium. Teori S-R tidak tunggal, melainkan merupakan segugsan teori  yang masing-masing lebih kurang mirip satu sama lain, tetapi  sekaligus memiliki kualitas-kualitas unik tertentu. Sistem ini bermula sebagai usaha untuk menjelaskan akuisisi atau perolehan dan retensi atau penyimpanan bentuk-bentuk tingkah laku baru yang muncul akibat pengalaman.
·         Teori tentang stimulus – respons  adalah teori tentang behavioristik manusia yang selalu merespons setiap stimulus yang dia terima, yang biasanya responsnya akan sebanding dengan stimulusnya, jadi jika stimulusnya baik, maka baik pula lah responsnya, kalau jelek stimulusnya, jelek pula responsnya.
·         Percobaan ini dia lakukan terus menerus oleh Pavlov selama 7 hari berturut-turut. Kemudian di hari ke delapan, Pavlov masih melakukan percobaannya, namun kali ini agak berbeda. Dia datang ke kandang si anjing dan membunyikan lonceng, tapi kali ini Pavlov tidak memberikan makanan ke si anjing. Dia perhatikan perilaku si anjing setelah Pavlov melakukan “ritual” nya itu. Ketika diperhatikan, si anjing mengeluarkan liur lebih banyak dari biasanya. Dari perilaku si anjing ini kemudian Pavlov menyatakan tentang teori stimulus – respons nya yang terkenal itu dan sampai saat inipun masih dijadikan referensi dalam ilmu psikologi behavioristik di seluruh dunia.
Menggunakan teori Stimulus-Respon
Stimulus merupakan hal-hal yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,perasaan,dll yang dapat ditangkap oleh alat indra.
Respon merupakan reaksi yang muncul dari seseorang ketika belajar yang merupakan gerakan dan tindakan,.
Jadi stimulus-respon adalah teori yang menyatakan makhluk hidup pasti berada pada proses untuk melakukan sesuatu terhadap lingkungan.
Contoh :
 Ketika seorang muslim ditimpa ujian yang sangat berat, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali dengan berserah diri kepada Allah setelah berusaha. Dan salah satu usaha itu dengan berdo’a karena berdo’a termasuk usaha untuk mendekatkan diri pada Allah seperti janji Allah jika hambanya mau berusaha mendekat dengan-Nya maka Allah juga akan mendekat pada hamba-Nya.
Allah akan mengabulkan apa yang dibutuhkan oleh hambaNya tergantung dengan usaha, do’a , dan kesabarannya.Jika apa yang dibutuhkan hambanya belum terkabulkan bukan berarti Allah menjauh atau tidak ingin berjumpa dengan hamba-Nya tetapi Allah sedang menguji seberapa tabah hamba-Nya terhadap cobaan yang Dia berikan. Karena janji Allah selalu benar.
Hal ini terjadi karena stimulus merangsang pikiran dan perasaan yang ditangkap oleh alat indra berupa “Do’a yang dipanjatkan seseorang kepada Tuhannya”. Allah merespon berupa “Terkabulnya do’a hamba-Nya”.

H.    PESAN MORAL
Hidup tidak selamanya indah karena roda itu berputar, kadang di atas kadang juga dibawah.Seperi halnya hidup, ada kesenangan dan kesedihan. Kesenangan maupun kesedihan merupakan cobaan dari Allah untuk menguji kesetiaan hamba-Nya meskipun tak jarang pula manusia melupakan Allah disaat ia senang dan hanya mengingat-Nya ketika masalah datang.
Disini Allah menguji kesetiaan hamba-Nya apakah ia akan terus menjumpai-Nya atau malah sebaliknya. Salah satu wujud kesetiaan manusia terhadap Tuhannya adalah dengan berdo’a memohon kepada-Nya disaat senang maupun sedih. Do’a seorang manusia yang bersungguh-sungguh pasti akan di kabulkan oleh Allah. Karena Allah adalah Dzat Yang Maha Memberi.

PENUTUP
KESIMPULAN         
Dalam makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat stimlus-respon antara manusia dengan Allah dalam perspektif hadits. Dalam sampel hasil pembahasan kami peroleh dari hipotesis seseorang manusia apabila mendapat musibah, hal yang pertama kali dilakukan setelah berusaha menyelesaikannya adalah berdo’a. Hal ini terjadi karena stimulus merangsang pikiran dan perasaan yang ditangkap oleh alat indra berupa “Do’a yang dipanjatkan seseorang kepada Tuhannya”. Allah merespon berupa “Terkabulnya do’a hamba-Nya”.
Do’a berasal dari bahasa arab yaitu ad-du’a yang artinya permohonan atau permintaan.
Adapun do’a menurut istilah.Do’a adalah permohonan manusia kepada Allah SWT dengan penuh pengharapan agar tercapai segala sesuatu yang di inginkan dan terhindar dari segala perkara yang ditakuti dan tidak diinginkan.
Dengan demikian do’a sebagai stimulus untuk mendekatkan diri dan berjumpa dengan Allah agar Allah merespon dan mau berjumpa dengannya malalui cara mengabulkan do’a hamba-Nya.





           






DAFTAR PUSTAKA

Munawir,AW,Kamus Al Munawir( Surabaya: Pustaka Progresif,1997)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,1989)
Sarl, Dar El Machreg. Munjid , (Balai Pustaka,1989)
Wuryanano, Mengapa Doa Saya Selalu Dikabulkan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building, 2009)
Hall, S. Calvin & Gardner Lindzey, Teori-Teori Sifat dan Behavioristik, (Yogyakarta: Kanisius, 1993)
Al-Ghazali, Imam, The True Power of  Love, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007)




[1]sair (hal: 34)
[2]Munawir,AW,Kamus Al Munawir( Surabaya: Pustaka Progresif,1997), hal 1282
[3] Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,1989) hal 1035
[4]Sarl, Dar El Machreg. Munjid , (Balai Pustaka,1989) hal 730
[5] Munawwir,AW Kamus Al-Munawir( Surabaya: Pustaka Progresif,1997) hal 229
[6] Kamus Besar Bahasa Indonesia(Balai Pustaka,1989), hal 191
[7]Sarl, Dar El Machreg. Munjid ,(Balai Pustaka,1989)  113
[8] Munnawir,AW.Kamus Al-munawir,( Surabaya: Pustaka Progresif,1997) hal 1204
[9]Sarl, Dar El Machreg. Munjid ,(Balai Pustaka,1989)  hal 682
[11] Wuryanano, Mengapa Doa Saya Selalu Dikabulkan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building, 2009), hal 130
[12] Ibid hal 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar