“ISLAM DI MASA ANDALUSIA DAN PERKEMBANGAN PENDIDIKANNYA”
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah “sejarah peradaban islam”
Dosen pengampu Tasmi, MA.
Di susun oleh:
Nadia
Nufida Aflaha (933400613)
JURUSAN USHULUDDIN PROGRAM PSIKOLOGI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah berakhirnya periode
klasikislam, ketika islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari
keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik
dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan islam dan bagian dunia
lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan,
kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan
islam di Spanyol. Dari islam Spanyol di Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode
klasik, ketika islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat
peradaban islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu,
orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi islam
disana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran islam di
Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
proses masuknya islam ke Andalusia?
2.
Bagaimanakah
perkembangan pendidikan pada masa islam di Andalusia?
3.
Apa
saja faktor-faktor pendukung kejayaan islam di Andalusia?
4.
Apa
saja penyebab kemunduran dan kehancuran islam di Andalusia?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Proses Masuknya Islam ke Andalusia
Dinasti Umayyah di Andalusia (Iberia) yang pada awalnya merupakan
wilayah takhlukan Umayyah yang dipimpin oleh seorang gubernur pada zaman
Al-Walid Ibn Abd Al-Malik, kemudian diubah menjadi kerajaan terpisah dari
kekuasaan Dinasti Bani Abbas berasil menakhlukan Dinasti Umayyah di Damaskus.[1]
Spanyol diduduki umat islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715),
salah seorang khalifah dari Bani Umaiyyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum
penakhlukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya
sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya
atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah
Abdul Malik (685-705 M). KhalifahAbd Al-Malik mengangkat Hasan Ibn
Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu, Musa ibn Nushair memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Setelah itu ia juga
menyempurnakan penakhlukan kedaerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di
pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan
membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.Setelah
kawasan ini betul-betul dapat dikuasai, umat islam mulai memusatkan
perhatiannya untuk menakhlukan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi
batu loncatan bagi kaum muslimin dalam penakhlukan wilayah Spanyol.
Dalam proses penakhlukan Spanyol terdapat tiga pahlawan islam yang
dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan kesana. Mereka
adalah Tharif bin Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Tharif dapat
disebut sebagai perintis dan penyelidik.Ia menyeberangi selat yang berada di
antara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan perang. Musa Ibn Nushair
pada tahun 711 M mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang dan tambahan
5000 personel. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan Gothik yang jumlahnya
jauh lebih besar yakni 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq Ibn Ziyad membuka jalan
untuk penakhlukan wilayah yang lebih luas lagi. Kemudian Musa berhasil
menakhlukan Sidonia, Karmona, Seville dan Merida serta mengalahkan penguasa
seluruh kota di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota
penting di Spanyol.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat islam Nampak begiu mudah.
Hal itu dapat dipisahkan dari adanya factor eksternal dan internal yang menguntungkan.
B.
Perkembangan Pendidikan
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan islam di Spanyol, umat
islam telah mencapai kejayaannya disana. Banyak prestasi yang mereka peroleh,
bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih
kompleks.
1.
Filsafat dan Eksakta
Islam di
Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan
sejarah islam. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M. Atas inisiatif Al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiyah dan
filosofis diimpor dari timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan
perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai
pusat utama ilmu pengetahuan di dunia islam. Hal ini dilakukan untuk melahirkan
filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.[2]
Perkembangan
filsafat mendorong berkembangnya ilmu eksakta, antara lain matematika, ilmu
tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan pengobatan, sehingga melahirkan ilmu apotek
dan farmasi.[3]
2.
Sains
Ilmu-ilmu
kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang
dengan baik.Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi.Ialah
orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.Ibrahim ibn Yahya
Al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi.Ia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak
antara tata surya dan bintang-bintang.
Ahmad ibn Abbas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan.Dalam bidang
sejarah dan geografi, wilayah islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal seperti Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M). Sedangkan ibn Khaldun
dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah.
3.
Fiqh
Dalam bidang
fiqh, Spanyol islam dikenal sebagai penganut mazhab Makliki. Yang memperkenalkan
mazhab ini disana adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman.Perkembangan selanjutnya
ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi qdhi pada masa Hisyam ibn Abd
Al-Rahman.
C.
Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa
yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kakuatan-kakuatan umat islam,
seperti Abd Al-Rahman Al-Dakhil, Abd Al-Rahman Al-Wasith dan Abd Al-Rahman
Al-Nashir. Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut
Kristen dan Yahudi, sehingga, mereka ikut berparisipasi mewujudkan peradaban
Arab Islam di Spanyol.
Masyarakat Spanyol islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari
berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi
beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan
kelebihannya masing-masing. Pada masa itu, merupakan puncak kemajuan ilmu
pengetahuan, kesenian dan kebudayaan Spanyol islam.
D.
Penyebab Kemunduran dan Kehancuran
1.
Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa
muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa puas
dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen takhlukannya dan
membiarkan mereka mempertahan hukum dan adat mereka.Namun demikian, kehadiran
Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal
itu menyebabkan kehidupan negara islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan
antara islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan
pesa, sementara umat islam sedang mengalami kemunduran.
2.
Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Sampai abad
ke-10 M, di Spanyol, sebagamana politik yang dijalankan Bani Umayyah di
Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi.Mereka
masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun’ kepada para mukalaf itu,
suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akibatnya,
kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak
perdamaian.Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi
negeri gersebut.Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi
makna persatuan, disamping kurangnya figure yang dapat menjadi personifikasi
ideologi itu.
3.
Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua
masa islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina perekonomian.
Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan mempengaruhi
kondisi politik dan militer.
4.
Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini
menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris.Bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul. Granada yang
merupakan pusat kekuasaan islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinand
dan Isabella, diantaranya juga disebabkan permasalahan ini.
5.
Keterpencilan
Spanyol islam
bagaikan terpencil dari dunia islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian,
tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.
BAB III
KESIMPULAN
Islam
pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara.Wilayah
Andalusia yang sekarang disebut dengan Spanyol diujung selatan benua Eropa,
masuk kedalam kekuasaan Dinasti bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan
Musa bin Nushair gubernur Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol. Spanyol
diduduki islam pada zaman kholifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah
dari bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Perkembangan
islam di Spanyol berlangsung sekitar tujuh abad. Kemajuan peradaban itu
dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang didalamnya terdapat ilmu filsafat
dan eksakta, fiqh dan sains. Factor-faktor pendukung kemajuan Spanyol Islam sangat
ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu
mempersatukan kakuatan-kakuatan umat islam, seperti Abd Al-Rahman Al-Dakhil,
Abd Al-Rahman Al-Wasith dan Abd Al-Rahman Al-Nashir.
Kemunduran
dan kehancuran islam di Spanyol antara lain, konflik islam dengan Kristen,
tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya system
peralihan kekuasaan, dan keterpencilan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Pt
RajaGrafindo Persada, 2008
Prof. Dr. Jaih Mubarok, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, Bandung:
CV. Pustaka Islamika, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar